Perisai Kasih yang Terkoyak

Perisai Kasih yang Terkoyak

Author: Mira W.

Category: Nonfiction

\"Aku telah berjanji pada Ayah untuk menjaganya baik-baik. Sekarang aku malah tidak tahu di mana dia berada\". \"Tapi itu bukan salahmu!\". \"Aku belum puas sebelum mengetahui dia tidak kurang suatu apa\". \"Kalau kau baru menemukannya sesudah rambutmu berubah, sudah terlambat untuk memikirkan dirimu sendiri!\". \"Aku tidak menyesal\". Saat itu Cempaka memang tidak menyesal. Lima belas tahun dia merindukan adiknya. Bertekad untuk menganyam kembali perisai kasih mereka yang telah terkoyak. Penyesalan itu datang kemudian, justru setelah dia dapat mengangkat dirinya dari kepapaan. \"Semakin tinggi aku terbang merentangkan sayap, semakin kubutuhkan seorang laki-laki yang tangguh untuk menopangku, agar tidak luruh ke bumi bila angin kencang bertiup\". Dan badai memang datang di ambang perjumpaan. \"Mengapa kami harus dipertemukan kembali dalam keadaan seperti ini? Dulu aku selalu berdoa mudah-mudahan dialah adikku. Tapi kini... aku mengharap semoga dia bukan Bara!\"

No. GM :
0
ISBN :
979-403-060-0
Price :
Rp 27,500
Total Pages :
0 pages
Size :
11 x 18
Published :
01 January 1986
Format :
Softcover
Category :
Nonfiction
Tags
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
Mira W.

Mira W lahir dan dibesarkan di Jakarta, menempuh dan menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta. Sekarang bertugas di Universitas Prof. Dr. Moestopo sebagai staf pengajar merangkap dokter di Klinik Karyawan dan Mahasiswa. Mulai menulis cerpen di majalah-majalah ibukota seperti Femina, Kartini, Dewi, dan lain-lain sejak tahun 1975, dengan nama M. Wijaya. Cerpennya yang pertama berjudul Benteng Kasih, dimuat dalam majalah Femina tahun 1975. Menulis novel sejak tahun 1977, mula-mula dimuat sebagai cerber di majalah Dewi dengan judul Dokter Nona Friska, kemudian dibukukan dengan judul Kemilau Kemuning Senja dan pernah difilmkan dengan judul yang sama. Novelnya yang kedua berjudul Sepolos Cinta Dini, pernah dimuat sebagai cerber di harian Kompas tahun 1978, kemudian dibukukan oleh Gramedia. Istimewanya, hampir semua novelnya sudah difilmkan dan disinetronkan.