Serangga Layak Santap: Sumber Baru bagi Pangan dan Pakan

Serangga Layak Santap: Sumber Baru bagi Pangan dan Pakan

Author: F. G. Winarno, M.Sc., Ph.D.

Category: Agriculture

Pernahkah Anda mencoba menjadikan serangga sebagai salah satu menu makan siang?

Mungkin sebagian dari kita lebih memilih untuk mencari menu makanan lainnya ketimbang harus mencicipi produk olahan serangga. Meski begitu, ternyata saat ini produk olahan serangga kembali menjadi tren, khususnya di Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja, China, serta beberapa negara di Amerika Latin dan Afrika.

Serangga memiliki berbagai keunggulan dibandingkan hewan ternak pada umumnya, dua di antaranya adalah bernilai gizi tinggi dan ramah lingkungan. F. G. Winarno mengulas hal ini secara lengkap dalam Serangga Layak Santap: Sumber Baru bagi Pangan dan Pakan. Penulis juga memaparkan beragam keunggulan dan manfaat dari mengonsumsi serangga serta ciri-ciri serangga yang aman dikonsumsi masyarakat secara turun-temurun.

No. GM :
618231003
ISBN :
978-602-06-1165-5
Price :
Rp 120,000
Total Pages :
150 pages
Size :
13,5x20cm
Published :
27 August 2018
Format :
Softcover
Category :
Agriculture
Tags
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
F. G. Winarno, M.Sc., Ph.D.

Florentinus Gregorius Winarno lahir di Klaten pada 15 Februari 1938. Dia adalah putra kedua dari tiga bersaudara keluarga R. M. Mitrorekso. Setelah lulus dari SMA St. Yoseph Surakarta (1956), dia melanjutkan studi ke Universitas Indonesia Bogor (sekarang menjadi Institut Pertanian Bogor) dan lulus pada 1962. Dia menikah dengan Agnes Maria Kristiastuti pada 1962 dan memiliki dua putra (Iwan dan Toto) dan seorang putri (Wida), serta tujuh cucu (Mario, Ando, Sastya, Sarita, Dino, Nirmala, dan Kirana). Dia melanjutkan studi di bidang Ilmu Pangan dan Teknologi di Universitas Massachusetts, Amerika Serikat dan memperoleh gelar M.Sc. dan Ph.D. pada 1968 dan 1970. Dia memperoleh gelar Profesor di bidang Ilmu Pangan dan Teknologi pada 1982 dari IPB Bogor. Anugerah sebagai warga teladan kota Bogor, Bogor Heritage Award, pada 2006. Dia disebut sebagai Bapak Ilmu Pangan dan Teknologi Indonesia. Dia juga memperoleh Bakrie Award di bidang Teknologi (2011); BNSP Award di bidang Kompetensi Akademik (2012); Ashoka Innovators for the Public & Senior Fellow Award (2012); Tokoh Standardisasi Nasional, 2013 dari BSN; serta Penghargaan CODEX dari WHO dan FAO (2013). Dia pernah memangku jabatan internasional, seperti President/Chairman CODEX Alimentarius Commisison FAO/WHO (1991–1995); Governing Council, International Union of Food Science and Technology (IUFoST, 1999–2001); Secretary General of FANS (Federation of Asian Nutrition Society, 1983–1985); Vice President FIFTA (Federation of Institute of Food Technology of ASEAN, 1991–2001). Sementara itu, di dalam negeri dia pernah menjabat Dekan Fatemeta, IPB (1974–1978); Penasihat Menteri Pertanian RI (1988–1993); Pendiri Pusat Pengembangan Teknologi Pangan/PUSBANGTEPA, 1978; Pendiri Departemen Teknologi pangan-IPB; Penasihat Menteri Pangan RI (1993–1998); President Indonesian Flavor and Fragrance Association (1996–2004); President Indonesian IDF (International Dairy Federation) 2004–2007; dan Penyusun Rancangan Undang-undang Pangan UU No. 07, 1996 (1993–1996); Pendiri Fakultas Teknobiologi, Unika Atma Jaya, Jakarta, 2002; Rektor Unika Atma Jaya, Jakarta (2007–2011), Bapak Ilmu Pangan Indonesia dari PERGIZIPANGAN 2015; Ketua Dewan Penyantun Unika Atma Jaya, Jakarta (2015–2019); Ketua Komisi Rekayasa, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (2007–sekarang).