Merdeka Sejak Hati

BESTSELLER

Merdeka Sejak Hati

Author: A. Fuadi

Category: Historical Fiction

Sejak kecil, Lafran Pane, anak piatu yang lasak dari kaki Gunung Sibualbuali hanya ingin menemukan kemerdekaan dan cinta yang hilang. Tapi pencariannya ini nyaris membunuhnya secara ragawi, tapi terbangkitkan secara rohani.

Ikuti petualangan adik sastrawan Sanusi Pane dan Armijn Pane ini, menunaikan misi hidupnya dan menemukan cintanya di bawah penjajahan Belanda dan Jepang. Dari tukang protes guru menjadi guru besar. Dari penjual es lilin menjadi pahlawan nasional.

Baginya merdeka itu ketika berani jujur dan sederhana di tengah riuh rendah dunia.

Baginya, merdeka itu sejak hati, Islam itu sejak nurani.

No. GM :
619202011
ISBN :
978-602-06-2296-5
Price :
Rp 99,000
Total Pages :
380 pages
Size :
13,5x20cm
Published :
27 May 2019
Format :
Softcover
Category :
Historical Fiction
Tags
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
A. Fuadi

A. Fuadi lahir di Bayur, Danau Maninjau tahun 1972, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Gontor pula yang membukakan hatinya kepada rumus sederhana tapi kuat, "man jadda wajada", siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses.

Lulus kuliah Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, dia menjadi wartawan Tempo. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1998, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University. Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya yang juga wartawan Tempo-adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan wartawan VOA. Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September dilaporkan mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill. Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Kini, penyuka fotografi ini menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature Conservancy.