Kekasih Musim Gugur

Kekasih Musim Gugur

Author: Laksmi Pamuntjak

Category: Literary

“Namun rahasia seperti warna. Tatap dalam-dalam, dan ia mulai menuturkan selaksa cerita.”

Kekasih Musim Gugur adalah kisah dua perempuan, Srikandi (Siri) dan Dara. Yang satu seorang seniman kosmopolitan, yang satunya lagi seorang aktivis politik. Siri adalah anak Amba dan Bhisma, tokoh utama novel pertama Laksmi Pamuntjak, Amba.

Setelah bertahun-tahun mengembara di pelbagai kota di dunia—London, New York, Madrid—Siri memutuskan hidup di Berlin untuk menghindar dari masa lalu keluarganya. Tak disangka, sebuah berita mengejutkan memaksanya pulang ke Jakarta. Di tanah air, Siri harus menghadapi realita keluarganya yang pedih, ditambah dengan jalin-kelindan kompleks antara seni rupa, politik, dan sejarah, terutama ketika salah satu pamerannya dihujat dan dilarang karena dianggap melanggar susila.

Dalam pergulatannya, Siri harus memaknai ulang hubungannya dengan ibunya, Amba; dengan mantan sahabatnya, Dara; dengan anak tirinya, Amalia; dan dengan sejarah bapak kandungnya yang kelam.

....................................................

“Ada melodi yang liris dalam cara Laksmi Pamuntjak bertutur, rangkaian kata yang sesekali mengalun dan kali lain mengentak. Memasuki ruang-ruang interior para karakter di Kekasih Musim Gugur seperti dituntun ke sebuah museum seni. Kadang anggun, kadang liar, tetapi hampir selalu elegan.”
—Dee Lestari, penulis

“Sejak halaman pertama, ketika Srikandi menyatakan ia memiliki dua bapak, kita tak akan bisa berhenti membaca novel ini hingga halaman terakhir….”
—Leila S. Chudori, penulis dan wartawan

“Novel Laksmi ini sempurna menangkap tegangan kompleks hubungan antar-individu; dendam-rindu, benci-cinta, dalam sejarah keluarga yang dibayangi luka politik, dan bagaimana seni rupa menjadi strategi yang membebaskan. Dengan kepiawaiannya berkisah, Laksmi menyeret kita masuk dan melihat luka itu sebagai luka kita sendiri.”
—Nezar Patria, Pemimpin Redaksi The Jakarta Post

“Novel ini merupakan satu langkah dalam pencapaian Laksmi sebagai sosok penting dalam pertumbuhan sastra ....”
—Sapardi Djoko Damono, penyair, penulis

No. GM :
620173002
ISBN :
978-602-06-4270-3
Price :
Rp 128,000
Total Pages :
452 pages
Size :
15x21cm
Published :
10 August 2020
Format :
Soft Cover
Category :
Literary
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
Laksmi Pamuntjak

Laksmi Pamuntjak kerap menyumbang tulisan tentang politik, sastra, film, makanan, dan musik klasik di majalah Tempo, Jakarta Post, Djakarta!, The Jakarta Globe, dan Jurnal Prisma. Ia juga salah satu pendiri Toko Buku Aksara di Jakarta.



Karya-karyanya termasuk empat edisi The Jakarta Good Food Guide; dua himpunan puisi, Ellipsis (salah satu buku yang direkomendasi oleh harian Inggris, The Herald UK, di pengujung tahun 2005) dan The Anagram (2007); sebuah telaah filosofis tentang hubungan manusia, kekerasan, agama dan mitologi yang dibukukan sebagai Perang, Langit dan Dua Perempuan (2006); sebuah kumpulan cerpen yang diilhami sejumlah lukisan, The Diary of R.S.: Musings on Art; dan dua terjemahan karya Goenawan Mohamad, Goenawan Mohamad: Selected Poems (2004) dan On God and Other Unfinished Things (2007).



Pada 2009, Laksmi menjadi salah satu juri internasional The Prince Claus Fund Award yang berbasis di Amsterdam. Pada bulan Juli 2012, ia terpilih sebagai wakil Indonesia dalam Poetry Parnassus di London, festival puisi terbesar dalam sejarah Britania Raya yang digelar khusus untuk mengiringi Olimpiade 2012.


Novelnya, Amba, yang telah terbit dalam bahasa Inggris dengan judul The Question of Red, telah dicetak ulang beberapa kali dan menjadi national bestseller.