Anak-Anak Ignatius

Anak-Anak Ignatius

Author: Sindhunata

Category: Religion & Spirituality

Yesuit adalah nama bagi mereka yang tergabung sebagai anggota Serikat Yesus, yang didirikan oleh Ignatius Loyola dan kawan-kawan pertamanya, dan kemudian disahkan oleh Paus Paulus III, pada 1540. Para Yesuit ini tersebar di banyak belahan dunia.

Karya Yesuit di Indonesia diawali dengan kedatangan Fransiskus Xaverius di Maluku pada pertengahan abad ke-16. Namun, karyanya di Indonesia benar-benar dimulai ketika dua Yesuit, Van den Elzen SJ dan J.B. Palinckx SJ, tiba di Batavia pada 1859.

Buku ini berisi kisah-kisah feature dan tulisan tentang beberapa Yesuit Indonesia. Dengan membaca buku ini, pembaca dapat mengenal dan memperoleh gambaran siapakah Yesuit itu. Mereka bekerja dalam banyak bidang. Tidak hanya sebagai pastor, penggembala umat, tetapi juga sebagai dosen, peneliti, filsuf, teolog, pemikir, budayawan, dan penulis. Sebagian terjun di bidang pengabdian dan pelayanan sosial. Bahkan, sebagian juga bekerja dalam dunia pertanian.

Kerja mereka berbeda-beda. Namun, dalam semua itu, mereka digerakkan oleh spiritualitas yang sama, warisan Ignatius Loyola, pendiri mereka, yakni “Menemukan Tuhan dalam Segala”. Maka, karya dan kerja mereka adalah wilayah, pengabdian, dan pelayanan, di mana mereka berusaha untuk menemukan Tuhan. Dalam arti ini, karya mereka bukan sekadar karya, melainkan juga wujud doa, atau tempat di mana mereka bisa berdoa. Ini semua diringkaskan dalam pedoman spiritualitas mereka yang berbunyi “contemplativus in actione (kontemplasi dalam aksi).” Dengan spiritualitas ini, para Yesuit berusaha untuk menjadi men for others dalam apa pun tugas dan pekerjaan mereka.

No. GM :
622218001
ISBN :
978-602-06-6079-0
Price :
Rp 120,000
Total Pages :
308 pages
Size :
14x21 cm
Published :
01 June 2022
Format :
Soft Cover
Category :
Religion & Spirituality
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
Sindhunata

Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, SJ, amat dikenal karena karya sastranya yang telah menjadi klasik, Anak Bajang Menggiring Angin. Penulis yang dilahirkan 12 Mei 1952 di Kota Batu, Jawa Timur ini juga amat dikenal karena features-nya tentang kemanusiaan dan kolomnya tentang sepak bola dunia di Harian Kompas, Jakarta. Sekarang ia adalah Penanggung Jawab/ Pemimpin Redaksi Majalah BASIS, Yogyakarta. Karier jurnalistiknya dimulai dengan bekerja sebagai wartawan Majalah Teruna, terbitan PN Balai Pustaka, Jakarta, 1974-1977. Mulai tahun 1977, ia menjadi wartawan di Harian Kompas, Jakarta.

Sindhunata tamat dari Seminarium Marianum, Lawang, Malang, tahun 1970. Tahun 1980, ia selesai dengan studi sarjana filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Kemudian ia menyelesaikan studi teologi di Institut Filsafat Teologi Kentungan, Yogyakarta (1983). Ia melanjutkan studi doktoral filsafat di Hochschule f?r Philosophie, Philosophische Fakult?t SJ M?nchen, Jerman 1986-1992.

Ia telah menulis buku ilmiah: Dilema Usaha Manusia Rasional, Hoffen auf den Ratu Adil–Das eschatologische Motiv des ”Gerechten K?nigs” im Bauernprotest auf Java w?hrend des 19und zu Beginn des 20 Jahrhunderts (Menanti Ratu Adil–Motif Eskatologis dari Ratu Adil dalam Protes Petani di Jawa Abad ke-19 dan awal Abad ke-20), Sakitnya Melahirkan Demokrasi (1999), dan Kambing Hitam, Teori Ren? Girard (2006). Telah terbit juga buku-buku features-nya: Cikar Bobrok dan Bayang-bayang Ratu Adil. Sindhunata juga menulis buku dalam bahasa Jawa: Aburing Kupu-Kupu Kuning, Ndh?r?k Sang D?wi ing ?r?ng-?r?nging Redi Merapi, Sumur Kitiran Kencana, dan Nggayuh Gesang Tentrem. Ia juga menjadi pengisi rubrik bahasa Jawa ”Blencong” di Harian Suara Merdeka, Semarang.

Selain Anak Bajang Menggiring Angin, beberapa karya sastranya adalah: Air Penghidupan, Semar Mencari Raga, Mata Air Bulan, Tak Enteni Keplokmu, Tanpa Bunga dan Telegram Duka. Kumpulan puisinya telah diterbitkan dalam buku Air Kata Kata (2003). Penulis rubrik ”Tanda Tanda Zaman” di Majalah BASIS ini juga telah menerbitkan buku tentang ilmu tertawa yang berangkat dari dagelan ludruk, Ilmu Ngglethek Prabu Minohek (2004) dan buku tentang filsafat slebor becak yang berjudul Waton Urip (2005). Telah terbit trilogi catatan sepak bolanya: Air Mata Bola, Bola di Balik Bulan, dan Bola-Bola Nasib (2002). Tahun 2006, features-features-nya yang dipilih dari Harian Kompas diterbitkan serentak dalam lima buku: Dari Pulau Buru ke Venezia, Segelas Beras Untuk Berdua, Ekonomi Kerbau Bingung, Petruk Jadi Guru, dan Burung-burung di Bundaran HI. Tahun 2007, penulis meluncurkan Putri Cina. Di samping menulis buku, ia menjadi editor beberapa buku ilmiah dan buku features.