Jalan Hati Yesuit

Jalan Hati Yesuit

Author: Sindhunata

Category: Religion & Spirituality

Karl Rahner, seorang Yesuit dan teolog terpandang, pernah berkata kepada juniornya, “Imanmu adalah iman rakyat setanah airmu, iman yang naif tetapi benar.” Ucapan itu membawa kita kepada apa yang pernah ditulis oleh jurnalis dan satiris Kurt Tucholsky, “Rakyat umumnya mengerti dengan salah, tetapi umumnya pula mereka merasa dengan benar.”

Iman dan spiritualitas kerakyatan itulah yang dikemukakan dalam buku yang mengetengahkan spiritualitas Ignatian ini. Dalam Gereja Katolik, Ignatius Loyola (1491–1556), pendiri Serikat Yesus, telah dinyatakan kudus. Banyak orang menganggap dia adalah santo yang elitis. Warisan spiritualitasnya juga tak terlalu cocok buat umat yang sederhana.

Buku ini mencoba memperlihatkan bahwa anggapan itu tak seluruhnya benar. Ignatius sendiri adalah pribadi yang hidup dari spiritualitas kerakyatannya, yang juga diliputi kenaifan. Kenaifan penghayatan iman dan perasaan-perasaan iman sangat menentukan perjalanan rohaninya. Sesungguhnya, warisan spiritualitasnya juga sangat mempunyai unsur kerakyatan yang sederhana tersebut. Menengok spiritualitas Ignatius dari sudut ini akan makin membawa kita memahami bahwa spiritualitas Ignatian sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tak berlebihan bila mengatakan bahwa spiritualitas sebenarnya adalah semacam spiritualitas awam.

Spiritualitas Ignatian tidak hanya berkenaan dengan intelek atau budi, tetapi juga dengan rasa dan hati. Maka, spiritualitas Ignatian juga boleh disebut sebagai El Camino del Corazón, The Way of the Heart, Ziarah Rasa, atau Jalan Hati. Jalan hati ini kiranya akan memberanikan kita menghayati hidup iman dan religius dengan sederhana, juga untuk makin memberi arti bagi hidup harian kita.

No. GM :
622218002
ISBN :
978-602-06-6108-7
Price :
Rp 130,000
Total Pages :
360 pages
Size :
14x21 cm
Published :
01 June 2022
Format :
Soft Cover
Category :
Religion & Spirituality
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
Sindhunata

Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, SJ, amat dikenal karena karya sastranya yang telah menjadi klasik, Anak Bajang Menggiring Angin. Penulis yang dilahirkan 12 Mei 1952 di Kota Batu, Jawa Timur ini juga amat dikenal karena features-nya tentang kemanusiaan dan kolomnya tentang sepak bola dunia di Harian Kompas, Jakarta. Sekarang ia adalah Penanggung Jawab/ Pemimpin Redaksi Majalah BASIS, Yogyakarta. Karier jurnalistiknya dimulai dengan bekerja sebagai wartawan Majalah Teruna, terbitan PN Balai Pustaka, Jakarta, 1974-1977. Mulai tahun 1977, ia menjadi wartawan di Harian Kompas, Jakarta.

Sindhunata tamat dari Seminarium Marianum, Lawang, Malang, tahun 1970. Tahun 1980, ia selesai dengan studi sarjana filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Kemudian ia menyelesaikan studi teologi di Institut Filsafat Teologi Kentungan, Yogyakarta (1983). Ia melanjutkan studi doktoral filsafat di Hochschule f?r Philosophie, Philosophische Fakult?t SJ M?nchen, Jerman 1986-1992.

Ia telah menulis buku ilmiah: Dilema Usaha Manusia Rasional, Hoffen auf den Ratu Adil–Das eschatologische Motiv des ”Gerechten K?nigs” im Bauernprotest auf Java w?hrend des 19und zu Beginn des 20 Jahrhunderts (Menanti Ratu Adil–Motif Eskatologis dari Ratu Adil dalam Protes Petani di Jawa Abad ke-19 dan awal Abad ke-20), Sakitnya Melahirkan Demokrasi (1999), dan Kambing Hitam, Teori Ren? Girard (2006). Telah terbit juga buku-buku features-nya: Cikar Bobrok dan Bayang-bayang Ratu Adil. Sindhunata juga menulis buku dalam bahasa Jawa: Aburing Kupu-Kupu Kuning, Ndh?r?k Sang D?wi ing ?r?ng-?r?nging Redi Merapi, Sumur Kitiran Kencana, dan Nggayuh Gesang Tentrem. Ia juga menjadi pengisi rubrik bahasa Jawa ”Blencong” di Harian Suara Merdeka, Semarang.

Selain Anak Bajang Menggiring Angin, beberapa karya sastranya adalah: Air Penghidupan, Semar Mencari Raga, Mata Air Bulan, Tak Enteni Keplokmu, Tanpa Bunga dan Telegram Duka. Kumpulan puisinya telah diterbitkan dalam buku Air Kata Kata (2003). Penulis rubrik ”Tanda Tanda Zaman” di Majalah BASIS ini juga telah menerbitkan buku tentang ilmu tertawa yang berangkat dari dagelan ludruk, Ilmu Ngglethek Prabu Minohek (2004) dan buku tentang filsafat slebor becak yang berjudul Waton Urip (2005). Telah terbit trilogi catatan sepak bolanya: Air Mata Bola, Bola di Balik Bulan, dan Bola-Bola Nasib (2002). Tahun 2006, features-features-nya yang dipilih dari Harian Kompas diterbitkan serentak dalam lima buku: Dari Pulau Buru ke Venezia, Segelas Beras Untuk Berdua, Ekonomi Kerbau Bingung, Petruk Jadi Guru, dan Burung-burung di Bundaran HI. Tahun 2007, penulis meluncurkan Putri Cina. Di samping menulis buku, ia menjadi editor beberapa buku ilmiah dan buku features.