
Ratu Adil
Author: Sindhunata
Category: Social Sciences, Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku
Ratu Adil, Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik adalah kisah pergulatan dan perlawanan wong cilik. Karya monumental ini, dengan merujuk ke berbagai literatur penting, mampu menerobos dan menguak dalam kepingan-kepingan sejarah yang terabaikan di Jawa pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Kepingan-kepingan sejarah itu juga ditampilkan dalam sapuan kuas Budi Ubrux. Lebih dari lima puluh lukisan yang menggambarkan perlawanan nasib wong cilik mewarnai buku ini dengan memukau.
Ratu Adil, Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik adalah sebuah persembahan terhadap kekayaan hati yang terpendam dalam kebisuan wong cilik.
Ketika ditanya siapakah Ratu Adil, jagonya berkokok memanggil matahari di pagi hari lalu pergi mengais nasi. Mana yang lebih dahulu terbangun, jagonya atau matahari tiada ia peduli. Ia hanya mau orang mengerti, harapannya adalah matahari, dan jagonya adalah penderitaannya sendiri. Ia percaya Ratu Adilnya tak lain hanyalah manunggalnya penderitaan dan harapan laksana manunggaling kawula lan Gusti, yang membangkitkannya untuk melawan nasib ketika kebebasannya dibelenggu derita yang tak tertanggungkan lagi.


Kedua, harapan seperti apa yang bisa dipersonifikasikan sebagai ratu adil saat ini?
Berdasar dua tesis itu, buku ini menunjukkan bahwa ratu adil bukanlah sosok, tapi harapan yang dipersonifikasikan sebagai imajinasi sosial. Singkatnya, ratu adil adalah sebuah bahasa bersama yang digunakan untuk bergerak bersama melawan ketidakadilan.
Di sinilah pentingnya buku ini karena menjadi bagian dari studi-studi ilmiah dalam sejarah masyarakat di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Sarekat Islam (SI) yang di awal abad ke-19 telah menjadi pilot project yang telah menjungkirbalikkan paradigma "people without history" atau, sebaliknya, "history without people". Sebab dalam studi-studi tentang SI, sering dikemukakan penjelasan bahwa orang-orang mendatangi SI karena harapan-harapan "milenarian" dan "mesianik". Akan tetapi, alur logis penjelasan itu kelihatannya terbalik. Justru pengalaman orang-orang pada saat vergadering yang tidak lazim dan aneh itulah yang menggerakkan bahasa Ratu Adil.
Maka, bacalah buku ini dengan alur logika seperti di atas agar tidak sekadar mengingat bahwa sejarah adalah milik para pemenang, tetapi justru adalah perjuangan untuk hidup sebagai sesama, sebangsa dan setanah air.

Dalam buku ini, Romo Sindhu mengajak kita bertualang melintasi lorong waktu untuk menyaksikan perjuangan wong cilik dari masa ke masa yang mendambakan sosok pembebas "Ratu Adil". Buku ini semakin menarik karena menghadirkan sejarah dari sudut pandang kelompok bawah atau kawula dengan segala harapan mereka. Membacanya menyalakan harapan untuk mewujudkan sosok pemimpin ideal, sebagaimana wong cilik di Jawa pada abad 19 yang senantiasa menanti Ratu Adil. Bagi pemimpin, apa yang tersaji di buku ini membuat mawas diri bahwa kekuasaan bukan alat untuk memupuk keserakahan melainkan tanggung jawab untuk melunasi harapan para wong cilik.
Sindhunata menghadirkan perspektif mendalam tentang penderitaan dan harapan wong cilik yang kerap terpinggirkan, namun tetap berpegang pada cita-cita akan keadilan dan pembebasan. Mitos tentang Ratu Adil dipadukan dengan analisis sejarah untuk menampilkan potret kompleks tentang harapan kolektif yang tak lekang oleh waktu. Dalam buku ini, perjuangan rakyat kecil digambarkan tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga melalui simbolisme spiritual dan budaya, menekankan konsep manunggaling kawula lan Gusti.
Keistimewaan lain dari buku ini adalah kehadiran lebih dari 50 karya seni Budi Ubrux, yang memperkuat pesan naratifnya. Lukisan-lukisan tersebut menghadirkan visualisasi yang mendalam tentang pergulatan dan perjuangan wong cilik, memperkaya pengalaman pembaca dengan sentuhan seni visual yang menggugah.
Buku ini tidak hanya menyajikan wawasan sejarah, tetapi juga menjadi refleksi mendalam tentang perjuangan manusia untuk mencapai keadilan sosial. Relevansinya tetap kuat dalam konteks modern, menginspirasi pembaca untuk merenungkan nilai perjuangan, solidaritas, dan harapan.
Buku ini sangat direkomendasikan bagi pencinta sejarah, seni, filsafat, dan mitologi lokal. Sindhunata berhasil menyampaikan pesan universal yang menggugah, menjadikan Ratu Adil sebagai karya yang tak hanya becerita, tetapi juga menginspirasi dan memperluas wawasan pembaca.