Garis Batas (2024)

Garis Batas (2024)

Author: Agustinus Wibowo

Category: Amore

Petualangan Agustinus Wibowo di buku ini seakan mengajak kita untuk masuk dan melihat sendiri tempat-tempat yang selama ini tersembunyi di peta dunia. –Andy Noya

Negeri apa di seberang sungai sana? Penduduk desa Afghan setiap hari memandang ke “luar negeri” yang hanya selebar sungai jauhnya. Memandangi mobilmobil melintas, tanpa pernah menikmati rasanya duduk dalam mobil. Mereka memandangi rumah-rumah cantik bak vila, sementara tinggal di dalam ruangan kumuh remang-remang yang terbuat dari batu dan lempung. Mereka memandangi gadis-gadis bercelana jins tertawa riang, sementara kaum perempuan mereka sendiri buta huruf dan tak bebas bepergian.

Negeri seberang begitu indah, namun hanya fantasi. Fantasi tiga dimensi yang menemani mimpi-mimpi mereka. Fantasi orang-orang yang hidup di seberang garis batas.

Fantasi yang sama membawa Agustinus Wibowo bertualang ke negeri-negeri Asia Tengah yang misterius. Tajikistan. Kirgizstan. Kazakhstan. Uzbekistan. Turkmenistan. Negeri-negeri yang namanya semua berakhiran “Stan”. Perjalanan ini bukan hanya mengajak Anda mendaki gunung salju, menapaki padang rumput, menyerap kemegahan khazanah tradisi dan kemilau peradaban Jalan Sutra, ataupun bernostalgia dengan simbol-simbol komunisme Uni Soviet, tetapi juga menguak misteri tentang takdir manusia yang terpisah dalam kotak-kotak garis batas

No. GM :
624173003
ISBN :
9789792268843
Price :
Rp 149,000
Total Pages :
510 pages
Size :
13,5 x 20 cm
Published :
03 April 2024
Format :
Softcover
Category :
Amore
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
Agustinus Wibowo

\\\\\\\"HIDUP ini adalah sebuah perjalanan. Kita tidak tahu kapan perjalanan hidup kita akan selesai. Begitu pula saya tidak tahu kapan petualangan saya ini akan berakhir. Yang saya tahu, saya masih ingin terus melanjutkan petualangan saya. Masih ada banyak tempat yang ingin saya kunjungi,\\\\\\\" ujar Agustinus Wibowo dalam sebuah perbincangan.

Ketika tulisan ini dibuat, Agus, begitu biasa ia disapa, sedang menetap sementara di Afghanistan. Ia telah hampir tiga tahun melakukan perjalanan tanpa jeda melalu jalur darat melintasi Asia Selatan dan Tengah. Ia sedang melakukan \\\\\\\"misi pribadinya\\\\\\\" keliling Asia, bagian dari cita-citanya keliling dunia. Perjalanannya dimulai dari Stasiun Kereta Api Beijing, China pada tanggal 31 Juli 2005. Dari negeri tirai bambu itu ia naik ke atap dunia Tibet, menyeberang ke Nepal, turun ke India, kemudian menembus ke barat, masuk ke Pakistan, Afghanistan, Iran, berputar lagi ke Asia Tengah, diawali Tajikistan, kemudian Kyrgyzstan, Kazakhstan, hingga Uzbekistan dan Turkmenistan. Ribuan kilometer yang dilaluinya ia tempuh dengan berbaga macam alat transportasi seperti kereta api, bus, truk, hingga kuda, keledai dan tak ketinggalan jalan kaki.

\\\\\\\"Saya menghindari perjalanan dengan pesawat. Perjalanan udara menghalangi saya menyerap saripati tempat-tempat yang saya kunjungi. Menyatu dengan budaya setempat, menjalin persahabatan dengan banyak orang di tiap tempat, merasakan kehidupan masyarakat di suatu tempat adalah hal-hal yang tidak mungkin saya dapatkan jika saya menggunakan pesawat terbang. Selain itu, uang saya tidak cukup untuk tiap kali naik pesawat..hehehe...\\\\\\\" terangnya.

Agus adalah seorang petualang, pengembara, musafir, seorang backpaker sejati. Bagi banyak orang, aktivitas travelling murah sebagai seorang bakckpaker adalah hobi. Bagi Agus menjadi backpaker adalah hidupnya, napasnya setiap hari.

Ia memulai perjalanannya dengan bekal 2.000 dolar AS hasil tabungannya selama kuliah di Universitas Tshinghua, Beijing, Cina. Ketika duitnya habis ia akan menetap sementara di suatu tempat, bekerja serabutan guna mengumpulkan duit lagi dan kembali melanjutkan perjalanan.

Lebih lengkap di http://travel.kompas.com/read/2008/03/05/10091671/Agus:.Karena.Hidup.Ini.Adalah.Perjalanan