In Search of Human Rights

In Search of Human Rights

Author: Todung Mulya Lubis

Category: Culture

Referensi yang ditulis dalam Bahasa Inggris ini merupakan studi sistematis pertama tentang hak-hak asasi manusia di Indonesia. Dr. Todung Mulya Lubis mengawali pemaparan hasil risetnya dengan suatu uraian yang padat mengenai betapa berbedanya negara-negara Amerika Serikat dan Afrika dalam meratifikasi instrumen-instrumen internasional mengenai hak-hak asasi manusia. Ratifikasi instrumen ini dapat dilihat sebagai indikasi tingkat komitmen perintah atas hak-hak asasi manusia. Bab berikutnya membahas hak-hak asasi manusia dalam perspektif sejarah. Mulai perdebatan-perdebatan awal mengenai hak-hak asasi manusia dalam sejarah Indonesia sampai ke uraian tentang sejauh mana tempat hak-hak asasi manusia dalam tiga kontitusi yang berlaku di Indonesia UUD 1945, Konstitusi Republik Indonesia Serikat, UUD Sementara. Disusul kemudian dengan analisis tentang realisasi gagasan negata hukum (rechstaat) sebagai kunci penegakan hak-hak asasi manusia, hubungan antar kemerdekaan antara kemerdekaan kekuasaan kehakiman, judicial review, dan peranan penasihat hukum dipaparkan dalam bab III. Dibahas pula secara khusus mengenai hak-hak untuk berorganisasi yang dikaji dengan meneropong partai-partai politik dan Lembaga Swadaya masyarakat (LSM).

No. GM :
0
ISBN :
979-511-763-7
Price :
Rp 22,000
Total Pages :
0 pages
Size :
14
Published :
01 January 1993
Format :
Softcover
Category :
Culture
Tags
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
Todung Mulya Lubis

Menghabiskan masa kecl dan remaja di Pulau Sumatra. Selulus sekolah dasar di Jambi, ia melanjutkan ke sekolah menengah pertana di Pekanbaru, Riau, dan sekolah menengah atas di Medan. Kemudian ia hijrah ke Jakarta dan belajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Setelah itu ia melanjutkan ke Law School, University of California, Berkeley, USA dan Harvard Law School, Cambridge, Massachusetts, USA.

Pengacara yang pernah masuk daftar cegah-tangkal di era pemerintahan Soeharti ini sangat tertarik pada dunia sastra. Saat dicekal ia dilarang tampil di berbagai forum. \\\\\\\"Selama sekitar dua tahun saya tidak menulis, tidak mengajar, dan tidak ceramah,\\\\\\\" ungkap lelaki kelahiran 4 Juli 1949 di Muara Botung, Tapanuli Selatan ini.

Selama menjadi mahasiswa, Todung aktif si sejumlah organisasi. Salah satunya adalah Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Di lembaga swadaya masyarakat (LSM) ini ia belajar mengasah kepekaan hati nurani. Kemudian ia mendirikan the Law Office of Mulya Lubis and Partners pada tahun 1991 yang sekarang lebih dikenal dengan nama Lubis Santosa and Maulana Law Offices.