Nusa Jawa Silang Budaya 3: Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris
Author: Denys Lombart
Category: Culture
PROFESOR DENYS LOMBARD MENGAJAR SE JARAH ASIA TENGGARA DI PARIS. IA MENELITI SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA SELAMA LEBIH DARI TIG A PULUH TAHUN. KARYANYA MELIPUTI SEJUMLAH BESAR BUKU DAN ARTIKEL DALAM BERBAGAI BIDANG, ANTARA LAIN SEJARAH ACEH, SEJARAH JAWA, MASYARAKAT CINA PERANAKAN, SERTA BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.
Buku Nusa Jawa: Silang Budaya merangkul keseluruhan sejarah Pulau Jawa menganalisis unsur-unsur dasar kebudayaannya. Penulis merintis sebuah pendekatan yang sangat orisinal—sejenis “geologi budaya”—dengan mengamati berbagai lapisan budaya, mulai dari yang tampak sampai yang terpendam dalam sejarah. Setiap lapisan budaya itu diuraikan sejarah perkembangannya lalu diulas unsur masyarakat yang mengembangkannya. Pembahasan pertama mengenai unsur-unsur budaya modern, yaitu zaman pengaruh Eropa; kedua, unsur budaya yang terbentuk sebagai dampak kedatangan agama Islam dan hubungannya dengan dunia Cina; dan ketiga, unsur budaya yang dipengaruhi oleh peradaban India.
Indonesia—Pulau Jawa khususnya—selama 2000 tahun telah menjadi sebuah persilangan budaya: tempat peradaban-peradaban yang terpenting di dunia (India, Islam, Cina, dan Eropa) bertemu, diterima, diolah, dikembangkan, dan diperbaharui. Bagi seorang sejarawan, Pulau Jawa merupakan sebuah contoh yang luar biasa untuk penelitian konsep-konsep tradisi, pengaruh budaya, kesukuan, dan akulturasi.
Bagian ketiga ini mengkaji peranan negara-negara yang pernah berkembang di Jawa Tengah, Jawa Timur (Majapahit), dan Jawa Tengah lagi (Mataram). Sumber ulasan ini antara lain prasasti-prasasti kuno serta kesastraan Jawa.
Dalam kesimpulannya, Penulis menjelaskan bagaimana sejarah kebudayaan Jawa dapat menjadi contoh dalam berbagai soal metode sejarah: tentang konsep ruang dan jaringan, pertentangan antara pedalaman dan pesisir, serta tentang pentingnya konsep persilangan budaya.
Keterangan gambar sampul: Gambar yang menghiasi dinding muka cangkup makam Kanjeng Tumenggung Puspanegara, Bupati Gresik (1133 H/1720-1721 M). Sebuah bintang bersudut delapan dalam sebuah lingkaran: di masing-masing sudut tertulis dalam bahasa Arab: Allah, Muhammad, Adam, Makrifat, Asma, Sifat, Zat, Tauhid. Di Pusat lingkaran terdapat sebuah motif Banaspati dengan satu mata saja.