Menemani, Bukan Memarahi: Mendampingi Anak Menjadi Dirinya Sendiri

Menemani, Bukan Memarahi: Mendampingi Anak Menjadi Dirinya Sendiri

Author: Ichiro Kishimi

Category: Parenting & Family, Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku

Anak yang terus-terusan dimarahi orangtuanya tidak akan pernah bisa menyayangi dirinya sendiri dan pada akhirnya tidak dapat hidup bahagia. Berbeda dengan benda mati, diri kita adalah sesuatu yang tak tergantikan dan tidak bisa dibeli baru. Sebenci apa pun seseorang terhadap dirinya, dia harus tetap bertahan dengannya.

Untuk memastikan anak dapat hidup dengan baik, dukungan terus-menerus dari orangtua sangat diperlukan. Tak ada orangtua yang sempurna. Namun, itu bukan alasan untuk berhenti berusaha. Membesarkan anak adalah pekerjaan seumur hidup, dengan berbagai dinamikanya. Meskipun tidak sempurna, Anda bisa belajar menjalin hubungan sebagai orangtua dan anak yang setara menurut teori psikologi Adler.

Dalam Menemani, Bukan Memarahi Anda akan mempelajari:

  • Strategi memahami perilaku anak
  • Apa yang harus Anda lakukan dan hindari dalam pengasuhan anak
  • Apa yang sebaiknya dan sebaiknya tidak Anda ucapkan kepada anak

Semua itu bisa membantu Anda dalam menerapkan pola asuh yang menyenangkan. Ditulis oleh Ichiro Kishimi, penulis buku bestseller Berani Tidak Disukai, buku ini merangkum dinamika dan makna tumbuh bersama sebagai orangtua dan anak.

No. GM :
624214003
ISBN :
978-602-06-7637-1
Price :
Rp 79,000
Total Pages :
161 pages
Size :
13,5 x 20 cm
Published :
15 May 2024
Format :
Soft Cover
Category :
Parenting & Family , Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku
Fatoni Prabowo Habibi
Fatoni Prabowo Habibi
2 months ago
Seorang anak tidak bisa memilih berada di keluarga mana, namun ia bisa jadi memilih dengan siapa dia akan berinteraksi. Oleh karenanya, saat seseorang justru memarahi bukan memberikan dukungan moral. Itu cenderung menjauhkan interaksi dalam memahami anak. Disinilah peran penting buku ini, untuk memahami anak baik untuk orangtua maupun orang dewasa di sekitarnya, seperti pendidik, maupun kita sebagai saudara dalam ikatan darah.

Buku ini sedari awal sudah menawarkan komitmen, pertama, berfokus pada apa yang bisa kita lakukan, bukan pada apa yang tidak bisa kita lakukan. Kedua, membuat pernyataan bahwa mulai sekarang akan berhenti memarahi anak-anak.

Seorang psikolog pernah berujar, saat anak dimarahi tanpa dijelaskan penyebab sehingga ia bisa mengoreksi dirinya. Ia hanya tahu orangtuanya marah-marah. Saat orangtuanya menyebut banting tulang, dan peras keringat, anak tidak memahaminya. Bagi anak, kesenangannya adalah bermain dengan teman-temannya maupun gawai yang ia bisa selami dengan berbagai apresiasi. Sekadar, ucapan congratulations, hingga diberikan bonus-bonus berupa koin maupun saat gagal diberikan semangat untuk mencoba lagi.

Dalam teori Adler, ada perilaku normal anak yang maksudnya perilaku yang membuat anak dalam masalah, tetapi tidak melibatkan orangtua. Sebagai orangtua, menghormati kehendak anak-anak yang berperilaku netral dan tidak perlu memarahi mereka. Begitupun, saat anak mengalami kesulitan. Orangtua tidak lantas mengambil alih tanggung jawab, berikan ia waktu untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalahnya. Ini bagian mendorong anak menuju kemandirian. Bila orangtua menawarkan bantuan, untuk mengerjakan tugas anak dan anak menyetujuinya. Ini bisa menjadi tugas bersama. Sehingga, amat tidak disarankan untuk mengintervensi maupun mencampuri tugas-tugas anak. (Bab 5)

Pada akhirnya, menjadi orangtua adalah memberikan kepercayaan pada anak untuk tumbuh berkembang sesuai kehendaknya. Pada saat tertentu memberikan arahan dan kontrol. Terus mendampingi, dan menyayangi bagaimana ia berproses dalam belajar. Tak kalah penting adalah orangtua perlu hati-hati, dan mengetahui apa yang disampaikan kepada anak. Sebab, itu akan terus melekat pada anak hingga tumbuh dewasa. Buku yang menghangatkan bagi siapa saja yang rindu pengasuhan dan kasih sayang.
Devi Fortuna
Devi Fortuna
2 months ago
✨ "Kadang anak hanya butuh diperhatikan, bukan dimarahi. Kadang mereka berbuat ‘nakal’ hanya ingin menyampaikan pesan yang kita abaikan." ✨

Buku Menemani Bukan Memarahi hadir sebagai jawaban untuk para orangtua yang sering spontan memarahi anak saat berbuat kesalahan. Tanpa sadar, anak mungkin hanya ingin menarik perhatian. Dari sini, buku ini menawarkan perspektif baru: bahwa memahami perilaku anak lebih penting daripada sekadar menegur. Parenting ternyata bukan soal siapa yang lebih berkuasa, tapi bagaimana orangtua bisa membangun hubungan penuh dukungan dan pengertian dengan buah hati.

Menariknya,buku ini terdiri dari 6 bab yang mendalam namun tetap ringan untuk diikuti. Di sini,kita diperkenalkan dengan teori parenting dari Alfred Adler yang cukup mind blowing! Salah satunya, kita diajak memahami bahwa memuji anak berlebihan justru bisa berdampak negatif. Hah? Memuji bisa bermasalah? Yap! Ternyata anak yang terlalu sering dipuji berisiko tumbuh dengan motivasi yang hanya bergantung pada validasi orang lain. Oleh karena itu, memberikan dukungan, membangun kemandirian, dan mempererat hubungan jadi fokus utama dalam pola asuh yang sehat.

Setiap bab dalam buku ini dikemas apik dengan beberapa sub judul kecil yang punya kesimpulannya sendiri. Ini membantu pembaca menyerap setiap poin penting dengan mudah. Bahasa yang digunakan pun ramah dan ga menggurui.

Membaca buku ini bikin saya sadar kalau jadi orangtua bukan hanya soal memenuhi kebutuhan anak, tapi juga memahami apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Terkadang kita tahu teorinya, tapi prakteknya? Sulit! Nah, di sinilah buku ini berperan menjadi teman belajar parenting yang praktis dan bisa diterapkan dalam hidup sehari-hari. Setiap kalimatnya seperti mengingatkan kita untuk sabar dan melihat dunia dari perspektif anak.

Buat kamu para orangtua/calon orangtua,buku ini adalah buku wajib yang relatable dan penuh wawasan. Karena pada akhirnya,setiap hari bersama anak adalah momen berharga yang harus kita nikmati semaksimal mungkin. Siapa tahu, kesalahan kecil yang mereka buat hari ini adalah cara mereka berkata, “Aku cuma ingin Mama dan Papa lebih dekat denganku.”

elfadhla
elfadhla
2 months ago
Buku Menemani, Bukan Memarahi karya Ichiro Kishimi ini merupakan buku parenting yang mengambil prinsip-prinsip psikologi dari Alfred Adler. Orang tua mendidik anak tidak harus dengan hukuman, memarahi, ancaman dan sebagainya yang mengacu pada parenting otoriter.

Ichiro Kishimi menjelaskan dengan penulisan yang sederhana dan mudah dipahami. Tidak lupa ia memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dan relate dengan zaman sekarang. Dari sini, aku --sebagai orangtua dan juga anak--jadi lebih memahami bahwa hubungan antara orangtua dan anak itu setara. Orangtua dan anak sama-sama manusia, yang membedakan hanyalah orangtua lahir lebih dulu dibanding sang anak.

Penulis menjelaskan bahwa memarahi itu bukan cara yang tepat untuk mendidik anak. Kenapa? Karena, memarahi anak justru memiliki dampak buruk untuk anak. Menciptakan kerenggangan hubungan antara orangtua dan anak. Selain memarahi, memberikan pujian juga salah satu yang sering disinggung penulis. Menurutnya, memberikan pujian hanya akan menimbulkan ketergantungan pada penghargaan dan rasa takut.

Buku ini memberikan solusi untuk kita yang kebingungan dan berpikir jika tidak memarahi anak lantas apa yang harus dilakukan. Orangtua lebih baik mengedepankan empati, mendengarkan pendapat anak dan melakukan dialog yang sehat. Agar anak dapat mempercayai orangtua mereka sepenuhnya dan merasa dirinya didukung dan dihargai. Selain itu, penulis juga menuliskan membiarkan anak mengambil keputusan mereka sendiri, agar menjadikan mereka pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

Buku ini memberikan contoh dalam kehidupan seperti yang kutulis di atas, sayangnya contoh tersebut lebih ke pencegahan, jadi tidak ada solusi untuk masalah yang lebih serius.

Menurutku, semua orang, baik yang sudah menjadi orangtua maupun yang akan menjadi orangtua bisa membaca buku ini. Selain orangtua, pendidik atau pengajar juga bisa membaca buku ini untuk panduan awal. Semua kembali lagi ke diri masing-masing, karena semua buku parenting tidak ada yang instan. Harus ada proses dan tekad dari teori ke praktek nyata.
Cut Saphira Lathifah
Cut Saphira Lathifah
3 months ago
Menemani Bukan Memarahi: Sebuah Pelukan Hangat di Tengah Badai Kehidupan

Bayangkan sebuah pelukan hangat di tengah badai kehidupan. Itulah yang ditawarkan "Menemani Bukan Memarahi" karya Ichiro Kishimi. Buku ini bukan sekadar buku motivasi, melainkan sebuah peta jalan menuju ketenangan jiwa, sebuah oase di tengah gurun kesedihan.

Kishimi, dengan bahasa yang lugas dan penuh empati, mengajak kita melepaskan diri dari belenggu pikiran negatif dan kebiasaan menyalahkan diri sendiri. Ia mengajak kita untuk melihat kehidupan dengan lensa baru, lensa yang mengutamakan penerimaan dan kesadaran.

Buku ini memperkenalkan kita pada "Psikologi Adler", suatu filosofi hidup yang menekankan pentingnya kebebasan individu dalam menentukan kebahagiaan mereka sendiri. Kishimi menjelaskan bagaimana kita sering terjebak dalam perangkap penilaian, perbandingan, dan harapan yang tidak realistis. Ia mengajak kita untuk melepaskan diri dari pola-pola yang menghancurkan ini dan menemukan kekuatan diri sendiri.

"Menemani Bukan Memarahi" bukanlah buku yang memberikan jawaban mudah atas setiap permasalahan hidup. Justru, buku ini memberikan kecerdasan emosional dan pengetahuan yang berharga untuk menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana. Ia mengajarkan kita untuk menemani diri sendiri di saat terpuruk, dan mempercayai kemampuan diri untuk menjalani kehidupan dengan makna dan bahagia.

"Menemani Bukan Memarahi" adalah sebuah pelukan hangat yang akan menghibur, memberi kekuatan, dan menuntun kita menuju hidup yang lebih bermakna dan bahagia. Buku ini akan mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri dalam menjalani perjalanan hidup ini. Kishimi menemani kita dengan kata-kata bijak yang memberi harapan dan menginspirasi kita untuk hidup dengan lebih baik.

Kelebihan:

- Bahasa yang mudah dipahami dan penuh empati.
- Konsep yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Menyentuh tema universal tentang kehidupan, hubungan, dan perjuangan diri.
- Memberikan kecerdasan emosional yang berharga untuk menjalani hidup dengan lebih baik.

Kekurangan:

- Bagi beberapa orang, konsep psikologi Adler mungkin terasa terlalu sederhana atau tidak memadai dalam menjelaskan kerumitan kehidupan.
- Buku ini tidak memberikan solusi yang praktis untuk setiap permasalahan hidup.

Rekomendasi:

Buku ini direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin menemukan ketenangan jiwa, meningkatkan kecerdasan emosional, dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Pesan Utama:

Hidup adalah perjalanan yang penuh tantangan, tetapi kita tidak perlu menjalani perjalanan ini sendirian. Kita dapat menemani diri sendiri dan menemukan kekuatan dalam diri untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik.

Ahmad Turmuzi
Ahmad Turmuzi
3 months ago
Buku "Menemani, Bukan Memarahi: Mendampingi Anak Menjadi Dirinya Sendiri" karya Ichiro Kishimi membawa pembaca dalam perjalanan mendalam mengenai cara mendampingi anak-anak dalam proses pertumbuhan mereka. Dengan pendekatan yang penuh empati dan pemahaman, Kishimi mengajak orang tua untuk menjadi pendamping yang bijak dan pengertian dalam kehidupan anak-anak mereka.
Buku ini mengajak orang tua untuk melihat anak-anak sebagai individu yang unik dengan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri. Dengan memahami hal ini, orang tua dapat membantu anak menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Buku ini dilengkapi dengan berbagai studi kasus yang menggambarkan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Studi kasus ini membantu pembaca memahami penerapan konsep yang diajarkan dalam buku.
Sebagai seorang penulis dengan latar belakang filsafat, Kishimi juga menyisipkan filosofi mendalam yang mengundang pembaca untuk merenung lebih dalam mengenai peran mereka sebagai orang tua dan pendamping.
Akhirnya, dapat saya simpulkan, bahwa buku ini merupakan panduan berharga bagi setiap orang tua yang ingin mendampingi anak-anak mereka dengan cara yang lebih positif dan konstruktif. Dengan pendekatan yang penuh kasih dan pengertian, buku ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menginspirasi perubahan nayata dalam mendidik anak. Bagi pembaca yang mencari cara untuk mendukung anak menjadi diri mereka sendiri, buku ini merupakan bacaan yang sangat direkomendasikan.