Digital Minimalism: Mempertahankan Fokus di Tengah Dunia yang Gaduh

Digital Minimalism: Mempertahankan Fokus di Tengah Dunia yang Gaduh

Author: Cal Newport

Category: Self-Improvement, Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku

Minimalisme digital memungkinkan orang bercakap-cakap lama tanpa melirik ponsel; tenggelam dalam buku yang bagus atau lari pagi yang santai; serta menikmati waktu bersama teman dan kerabat tanpa merasakan ketergesaan untuk mengecek surel. Minimalisme digital memungkinkan orang tetap mengikuti perkembangan berita tanpa merasa kewalahan dengan banyaknya informasi yang tersedia. Minimalisme digital memungkinkan orang terbebas dari jebakan FOMO—fear of missing out—karena tahu kegiatan apa yang memberikan makna dan kepuasan bagi hidup mereka.

Cal Newport memaparkan secara menarik betapa mendesaknya hal itu dalam dunia kita yang dibombardir teknologi. Minimalisme digital berarti memikirkan ulang hubungan kita dengan media sosial, menemukan kembali keasyikan dari dunia non-digital, dan terhubung kembali dengan batin kita secara teratur lewat momen-momen kesendirian. Ia memaparkan strategi untuk menyatukan praktik-praktik ini dalam hidup, dimulai dengan proses “bersih-bersih digital” selama tiga puluh hari yang telah membantu ribuan orang merasa lebih memegang kendali dan tidak kewalahan.

•••

“Buku ini adalah panggilan yang mendesak bagi siapa pun yang sungguh- sungguh ingin memegang kendali atas hidupnya.” Ryan Holiday, penulis Stillness Is the Key

“Saya menantang Anda melahap buku yang luar biasa ini sekali baca. Saya melakukannya, dan langsung mulai menerapkan isinya." Greg McKeown, penulis Essentialism

“Ajakan Cal untuk memiliki interaksi yang bermakna dan memusatkan perhatian sepenuhnya pada saat ini sungguh dibutuhkan oleh dunia.” Daniel Levitin, penulis The Organized Mind

No. GM :
624221015
ISBN :
978-602-06-4469-1
Price :
Rp 139,000
Total Pages :
384 pages
Size :
13,5 x 20 cm
Published :
22 May 2024
Format :
Soft Cover
Category :
Self-Improvement , Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku
Zainal Muttaqien Sulaiman
Zainal Muttaqien Sulaiman
6 months ago
"Digital Minimalism", buku ini hadir di saat yang tepat ketika banyak dari kita merasa kewalahan dengan teknologi digital. Cal Newport menawarkan filosofi yang menyegarkan tentang penggunaan teknologi secara sadar dan selektif. Yang membuat ulasan ini menarik adalah bagaimana relevansinya dengan konteks Indonesia, di mana penetrasi smartphone dan media sosial sangat tinggi.

Newport tidak sekadar menyuruh kita "puasa" dari teknologi, tapi mengajak kita memikirkan ulang hubungan kita dengan dunia digital. Dia menawarkan pendekatan yang dia sebut "digital minimalism" - filosofi penggunaan teknologi di mana kita hanya menggunakan aplikasi dan layanan digital yang benar-benar mendukung nilai-nilai inti dalam hidup kita.

Beberapa insight menarik dari buku ini:
1. Konsep "solitude deprivation" atau kehilangan momen kesendirian yang berkualitas karena kecanduan pada konektivitas konstan;
2. Pentingnya aktivitas "high-quality leisure" sebagai pengganti scroll media sosial yang tak berujung;
3. Praktik "digital declutter" selama 30 hari untuk mereset hubungan kita dengan teknologi.
Fahri Rasihan
Fahri Rasihan
6 months ago
Perkembangan teknologi yang semakin intens dan masif tidak dipungkiri semakin memudahkan berbagai macam hal dalam kehidupan umat manusia. Mulai dari bekerja, belajar, hiburan, hingga berbelanja, kini semuanya bisa dilakukan dalam satu genggaman saja. Salah satu hal yang paling menonjol adalah penggunaan ponsel yang sudah seperti jati diri. Di mana keberadaannya harus selalu ada dalam genggaman tangan ke mana pun kita pergi. Hampir setiap menit dalam kehidupan, ponsel tak luput untuk selalu diperiksa . Entah untuk terkoneksi dengan rekan kerja, sekedar membaca berita, atau hanya untuk hiburan menonton streaming belaka, semuanya menjadikan kita terputus dengan dunia nyata.

Tentunya, di balik manfaat yang diberikan oleh teknologi dan digitalisasi, terdapat juga kekhawatiran akan keterhubungan kita sebagai manusia dengan hal-hal yang sudah sewajarnya dilakukan. Contohnya, saat ini, ponsel sudah seperti pusat dunia manusia, sehingga hampir seluruh waktu kita tersedot hanya untuk bermain ponsel saja. Interaksi penuh makna dan mendapam dengan sesama rasanya sudah menjadi hal yang langka. Kita sudah menjadi candu dengan teknologi yang membuat momen-momen kecil di sekitar seolah lewat begitu saja.

Maka dari itu, Cal Newport ingin mengembalikan fokus banyak orang pada kehidupan nyata di tengah bisingnya informasi dari teknologi. Buku Digital Minimalism tidak hanya memberikan solusi tentang bagaimana cara untuk meredam keterhubungan kita dengan dunia digital, tapi juga ada penelitian yang menguatkan itu semua. Pasalnya industri teknologi ternyata tidak hanya ingin memudahkan keterhubungan antar sesama, tapi juga sengaja membuat candu demi profit yang tinggi. Secara keseluruhan, buku ini bisa menjadi alarm bagi kita semua untuk mulai mengurangi ketergantungan kita pada teknologi agar mampu lebih terkoneksi dengan berbagai momen bermakna dalam kehidupan nyata.
Khadijah Littlekhadijah
Khadijah Littlekhadijah
7 months ago
Janganlah merasa aneh bila salah satu dari teman atau kerabatmu tidak memiliki bermacam-macam media sosial.
Jangan merasa aneh bila temanmu menghapus aplikasi facebook, tiktok, atau instagram demi keep stay di WA saja.
Jangan merasa aneh bila temanmu lebih memilih melukis, membaca buku, memasak atau berkebun daripada merangkul gadget.
Please, jangan bilang mereka gaptek atau anti-teknologi sebelum kamu baca buku Digital Minimalism karya Cal Newport ini!
Cal Newport mengawali buku ini dengan memaparkan filosofi minimalisme digital dalam berbagai kekuatan dan pengaruhnya. Dalam pemahaman saya, minimalisme digital bermakna pemanfaatan teknologi seoptimal mungkin--mengembangkan kehidupan (kualitas hidup) yang layak dijalani pada era kecanggihan teknologi yang sangat memikat perhatian manusia.
Dalam praktiknya, Cal Newport menawarkan trik-trik berikut ini.
1. Menghabiskan waktu sendiri; kesendirian sangat terkait dengan kondisi otak anda, bukan lingkungan sekitar anda. Bukankah kesendirian mampu melenyapkan (bahkan) di tempat yang sunyi sekalipun, bilamana anda membiarkan "keramaian" menerobos masuk? Nah, masih banyak orang yang keliru mengasosiasikan definisi akurat dari kesendirian.
2. Jangan mengklik "Like"; aktivitas ini akan memancing anda untuk berlama-lama dan hanyut dalam media sosial terkait. :)
3. Memiliki kembali kegiatan santai; ini berarti mengubah alokasi waktu berselancar di dunia maya seminim mungkin, sesuai manfaat dan nilai yang akan dirasakan oleh kita. Dengan menggantinya menjadi hobi atau me time, anda akan merasakan kualitas hari-hari yang lebih bermakna.
Cal Newport

History from this author is not available at the moment. Please contact admin at redaksi@gramediapublishers.com or @bukugpu at Twitter and Instagram, so we can update the data. Thank you so much.