Negara Paripurna (2024)

Negara Paripurna (2024)

Author: Yudi Latif

Category: Social Sciences, Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku

“Sangatlah melegakan dan membanggakan bahwa dalam keterpurukan yang sedang dialami oleh bangsa kita, muncul seorang intelektual muda, Yudi Latif, yang mampu menjabarkan dan memperkaya Pancasila sampai pada akar-akar sejarahnya. Buku ini patut disebarluaskan dan dijadikan bacaan wajib bagi setiap warga negara Indonesia.” –Kwik Kian Gie– Ekonom, Penggerak Pendidikan dan Mantan Menteri Koordinator Perekonomian

“Buku ini menunjukkan posisi dan kelas Yudi Latif sebagai intelektual-aktivis yang memiliki panggilan moral-intelektual tinggi untuk memantapkan Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia dengan pendekatan ilmiah. Saya yakin buku ini akan menjadi karya klasik yang selalu bisa jadi rujukan siapa pun yang ingin mengenal dan mendalami jati diri bangsa Indonesia. Buku ini wajib dimiliki dan dibaca oleh para aktivis sosial, politisi, dan penyelenggara pemerintahan.” –Prof. Dr. Komaruddin Hidayat– Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

“Dalam buku Negara Paripurna ini, Yudi Latif tidak hanya menunjukkan keluasan pengetahuan namun juga kejernihan dan ketajaman seorang intelektual merdeka yang dilahirkan bangsa ini. Membaca buku ini, kita disadarkan bahwa para pendiri bangsa, dengan keluasan wawasan, ketulusan niat, kesungguhan mencapai yang terbaik serta tanggung jawabnya kepada nusa dan bangsa, telah mewariskan kepada kita suatu dasar falsafah dan pandangan hidup negara yang begitu visioner. Sebuah buku yang bisa menjadi lentera untuk memandu bangsa ini keluar dari kegelapan dan keterpurukan.” –Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif– Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Pendiri Maarif Institute

“Yudi Latif mampu menafsirkan Pancasila secara kontekstual dan sarat dengan napas pluralisme dan inklusivisme. Ketuhanan Yang Maha Esa dia ‘reword’ menjadi Ketuhanan yang Berkebudayaan. Pancasila menjadi begitu hidup! Buku ini sungguh wajib dibaca oleh berbagai kalangan profesi, dihayati, dan kemudian kita jalani dalam kehidupan sehari-hari.” –Sudhamek AWS– Ketua Majelis Buddhayana Indonesia

No. GM :
624221032
ISBN :
978-602-03-2414-2
Price :
Rp 200,000
Total Pages :
736 pages
Size :
15 x 23 cm
Published :
17 July 2024
Format :
Soft Cover
Category :
Social Sciences , Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku
Arif Saifudin Yudistira
Arif Saifudin Yudistira
3 days ago
Kalau kamu lagi cari buku yang kaya data, aktual dan terperinci mengulas dari sisi sejarah, konteks dan makna mendalam dari Pancasila, buku ini adalah jawabannya. Ditulis dengan serius, dan kaya data dan analisis mendalam dari pemikir kebangsaan bang Yudi Latif. Buku ini layak masuk rak buku anda. Anda tidak akan menyesal membeli dan mengoleksinya.
Yudi Latif

Yudi Latif, M.A., Ph.D terlahir sebagai generasi ketiga dari keluarga guru. Ia menamatkan studi S1-nya di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, dan menyelesaikan program S2 dan S3-nya di The Australian National University. Sambil menempuh program S-3, ia juga sempat menjadi dosen pada Faculty of Asian Studies, The Australian National University.

Dalam dunia penelitian dan pendidikan, ia pernah menjadi peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Wakil Rektor di Universitas Paramadina. Selain itu, ia juga menjadi dosen di sejumlah perguruan tinggi dan lembaga diklat pemerintah. Pada 2015, ia terpilih menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Minat pengetahuan dan bidang keahliannya terutama dalam studistudi pasca-kolonial, multikulturalisme, wawasan kebangsaan dan kenegaraan, pendidikan dan kebudayaan. Salah satu karya monumentalnya adalah Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (Gramedia Pustaka Utama, 2011). Dalam rangka memperingati 44 tahun Media Indonesia (2014), buku tersebut dinobatkan sebagai salah satu dari 44 buku yang membawa perubahan dan mengubah Indonesia.

Pergumulannya dalam pemikiran kebangsaan dan kemanusiaan membuatnya menerima sejumlah penghargaan:

- Islamic Fair of Indonesia (IFI) Award (2011) untuk kategori intelektual muda paling berpengaruh

- Ikon Politik Indonesia (2011) dari Majalah Gatra

- Nation Building (Nabil) Award (2012) dari Yayasan Nabil sebagai pengakuan atas perjuangan dan pemikiran dalam menegakkan Pancasila sebagai sumbangan bagi nation building

- Megawati Soekarnoputri Award (2012) sebagai penghargaan dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan dan kemajemukan

- Penghargaan Ilmu Sosial (2013) dari Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS)

- Anugerah Kebahasaan (2014) dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

- Anugerah “Cendekiawan Berdedikasi” (2015) dari Harian Kompas

- Penghargaan Nasdem (2015) untuk 70 Tokoh Indonesia yang membesarkan negeri

- Penghargaan Lembaga Administrasi Negara (2019) untuk kategori Widyaiswara Ahli Utama Kehormatan.

Pada Juni 2017, ia diangkat oleh Presiden Republik Indonesia menjadi Kepala Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila. Sejak 2018, ia menjadi dosen tamu di Universitas Negeri Yogyakarta dan dewan pakar di sejumlah organisasi kemasyarakatan.