Lusi Lindri : Buku Ketiga Trilogi Rara Mendut, Karya Y.B. Mangunwijaya

Posted: 20 September 2023
Lusi Lindri : Buku Ketiga Trilogi Rara Mendut, Karya Y.B. Mangunwijaya

Tetapi wanita bukan cuma sawah-sawah dan pria bukan cuma lumbung benih. Penyatuan panjalu dan pawestri punya makna yang lebih dalam dan lebih serasi dengan martabat kemanusiaan kita, sebab bila soalnya hanya bersetubuh saja, monyet dan babi pun bisa.

Seri ke-3 dari trilogi Rara Mendut, melanjutkan kisah perjuangan dari kedua buku sebelumnya Rara Mendut dan Genduk Duku yang membawa serta menyajikan pembaca dengan data, fakta historis ke zaman Kerajaan Mataram saat kepemimpinan Mangkurat 1, (abad 17). Penuh dengan gaya bahasa indah, kiasan bermakna, peristiwa dramatis, perspektif kehidupan ningrat dan rakyat di kala itu membuat kisah Lusi Lindri, karya Y.B. Mangunwijaya ini mengajak pembacanya untuk ikut berpikir, merasakan seperti apa yang dialami tokoh, dan penasaran dengan fakta-fakta tidak ada dalam buku pelajaran sejarah ketika sekolah.

Mengisahkan kehidupan Lusi Lindri, anak Genduk Duku yang menjadi rombongan pengawal pribadi Amangkurat 1 yang paranoid, yang malah memberi kepercayaan berlebih pada VOC dan malah justru membantai saudara panglima Mataram sendiri. Bahkan bukan urusan rakyat yang utama, melainkan urusan selangkangan dan rebut istri orang yang menjadi fokusnya. Menyuguhkan beratnya budaya jaman Kesultanan Mataram yang dikit-dikit tebas, hajar, ambil paksa, dan stigma sosial yang "rendah" kepada rakyat jelata. Khususnya perempuan, yang diceritakan untuk menjawab pertanyaan apakah perempuan hanya jadi properti rampasan perang semata? Apapun bentuk perangnya? Hal-hal tersebut menjadi berbagai topik menarik yang dibahas novel fiksi sejarah Romo Y.B. dengan detail.

Nah, ditengah itu semua, Lusi justru terlibat dalam grusah grusuh upaya pemberontakan terhadap Kesultanan Mataram. Lusi sendiri juga jatuh hati ke seorang Belanda yang menjadi tawanan negara. Tapi kalau bener jadian pasti ribut? Namun, dibalik semua kebejadan dan ketidakadilan rajanya. Lusi Lindri mengetahui banyak hal, bahkan dapat dikatakan terlalu banyak. Dan semakin lama, nurani Lusi Lindri semakin terusik membuat tekadnya semakin bulat untuk lebih baik mati sebagai pemberontak penentang kezaliman, daripada hidup nyaman dengan bergelimang harta.

Ia kemudian memulai gerakan pemberontakan di wilayah-wilayah yang sekarang disebut Magelang, dan Gunung Kidul. Lusi Lindri memberontak melawan raja lalim itu. Lusi Lindri berubah menjadi gadis penarik hati yang suka berontak. Menjadi mata-mata dan alat dalam intrik rumit politik keraton, sampai menjadi pelarian dan kembali menjadi rakyat biasa, Lusi Lindri menjadi kisah saksi keruntuhan Kesultanan Mataram yang digerogoti dari dalam oleh kebodohan dan keserakahan yang berulang. 

Iglo/GPU