Opera Van Gontor

Opera Van Gontor

Author: Amroeh Adiwijaya

Category: Humor

Pondok Pesantren Gontor menyimpan segudang cerita inspiratif dari para santrinya. Seperti kisah seorang anak usia tamatan SD berusia 11 tahun yang berkarakter aktif, agak-agak pemberontak, dan banyak maunya ini dalam novel Opera Van Gontor. Ia harus langsung mampu mandiri, disiplin, berdedikasi tinggi, terpisah dari keluarga, saat banyak kawan seangkatannya masih asyik bermain dan juga banyak yang putus sekolah di tengah jalan dengan berbagai sebab. Gemblengan para kiai yang disiplin dan bijaksana, menjadikan pengalaman nyantri di Gontor penuh suka duka dan keharuan.

Novel kronik pengalaman nyantri di Gontor ini ditulis apa adanya, menggelitik, dan cerdas. Inilah potret pesantren modern pada era 70-an. Suatu era ketika beberapa tokoh bangsa masa kini dilahirkan dan ditempa untuk berbakti kepada tanah air.

Buku ini merupakan pengalaman pertama (first hand) yang sangat berharga dalam sebuah tradisi penelitian. Ia merupakan suara terdalam dari seorang santri yang melihat dirinya, lingkungannya dan dunia luar.
---K.H. Hasyim Muzadi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) 1999-2010

No. GM :
0
ISBN :
978-979-22-5997-1
Price :
Rp 50,000
Total Pages :
0 pages
Size :
13.5 x 20
Published :
10 August 2010
Format :
Softcover
Category :
Humor
Tags
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
Amroeh Adiwijaya

H. Amroeh Adiwijaya dilahirkan di Gresik, 6 Juni 1958, dari orangtua, Hj. Mafazah (ibu) dan H. Rifai Malik (ayah). Beristrikan Hj. Ika Ariroza, SE (ibu rumah tangga, mantan karyawati Bank Lippo) dan dikaruniai dua putri: Rana Amira dan Adila Haira. Pekerjaannya adalah pengusaha kulit di Gresik sejak 1995.

Menempuh Sekolah Dasar di MI Maskumambang, Dukun Gresik, tamat tahun 1969. KMI (setingkat SLTP-SLTA) di Pondok Modern Gontor, tamat tahun 1975. Mengikuti Jambore Nasional Gerakan Pramuka di Sibolangit Medan tahun 1977. Setelah itu, ia melanjutkan perguruan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tamat tahun 1985.

Pengalaman organisasinya begitu luas. Semasa mahasiswa, ia pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BPM-FHUI) tahun 1982-1983, Ketua Umum Senat Mahasiswa (SM) FHUI. Tahun 1983-1985, menjabat Koordinator Senat Mahasiswa se-UI tahun 1984 dan mewakili organisasi kemahasiswaan UI mengunjungi Universitas Negeri di ASEAN (1982).

Di luar kampus pun H. Amroeh juga aktif berorganisasi, seperti menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta (1980-1982), dan Ketua Departemen Luar Negeri Pengurus Besar (PB) HMI 1983 (Ketua Umum: Harry Azhar Aziz), serta Anggota Leo Club Jayaparama Jakarta, tahun 1984-1985 (Ketua: Victor Fungkong, S.H., L.L.M.). Semasa di tengah-tengah masyarakat ia menjadi anggota \\\\\\\"Forum Rembug Nasional\\\\\\\" (FRN), suatu pertemuan tingkat nasional di Bali, forum yang menanggapi kemelut politik semasa pemerintahan (dan dihadiri) Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur)mewakili masyarakat Jawa Timur (2001). Ia pun diminta oleh pengurus pusatnya di Jakarta sebagai pelaksana \\\\\\\"Police Watch\\\\\\\" Jawa Timur, sebuah LSM berjaringan internasional (2005). Sejumlah karya tulisnya telah terbit menjadi buku di antaranya Demokrasi Indonesia?, Gerakan Wali Murid \\\\\\\"Mendobrak Mafia Pendidikan\\\\\\\", dan kumpulan cerpen Komedi Nurani.

Books by Amroeh Adiwijaya