Sistem Hortikultura: Desain Pascapanen dan Pengendalian Kualitas Berkelanjutan
Author: Kusumiyati, SP.
Category: Agriculture
“Budaya pangan sehat (healthy food) mengalami peningkatan pada masyarakat Indonesia dalam dua puluh tahun terakhir, bahkan tumbuh 7,85 persen selama pandemi COVID-19. Peningkatan tersebut dipengaruhi tren gaya hidup sehat, tren hidup seimbang, tren kembali ke alam (back to nature), peningkatan pendapatan, perbaikan pendidikan, diet berbasis tanaman (plant-based) maupun tuntutan konsumsi ramah lingkungan (green consumption). Implikasinya, permintaan terhadap pangan sehat, terutama sayuran dan buah-buahan segar mengalami peningkatan yang signifikan. Penasaran? Buku ini menarik untuk dibaca dan dijadikan referensi.” —Annisa Pohan Yudhoyono, S.E., M.M. Pembina Ikawati ATR/BPN
“Peningkatan permintaan dan konsumsi hortikultura di Indonesia dan dunia juga dipengaruhi oleh perkembangan paradigma hijau yang direalisasikan dalam SDGs #2. Budaya dan konsumsi hortikultura yang berkualitas dan ramah lingkungan terdorong oleh arus utama industri dan ekonomi hijau, biru, dan sirkular. Konsekuensinya, peningkatan semua hal tersebut membutuhkan ekosistem yang kondusif dan skema sistem yang berkelanjutan, yang mampu meminimalkan kehilangan dan sampah pangan. Oleh karena itu, kemandirian produksi domestik penting untuk ditingkatkan dan ketergantungan pada impor harus direduksi.” —Prof. Dr. Dewi Sukma, S.P., M.Si. Ketua Umum Perhorti
“Terkait pascapanen, buku ini layak dibaca dan dijadikan referensi karena pascapanen hortikultura yang efektif, adaptif, dan integratif sangat diperlukan dalam menjaga dan mewujudkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas hasil. Inovasi desain dan teknologi rekayasa pascapanen hortikultura menjadi keniscayaan karena metode dan teknik yang diterapkan selama ini semakin tidak memadai menghadapi tekanan risiko dari perubahan iklim ekstrem, pandemi, dan bencana alam. Kehadiran inovasi pascapanen yang cerdas dan hemat (frugal innovation) sangat penting dalam resiliensi dan mitigasi pangan.” —Prof. Dr. Jajang Sauman, Ir., M.S. Guru Besar Hortikultura Universitas Padjadjaran