PANDORA

PANDORA

Author: Oka Rusmini

Category: Poetry

Biografi tubuh inilah yang terasa dalam 40 sajak di kumpulan puisi Pandora ini. Lihatlah bagaimana ia mengurutkan sajak-sajak di buku ini. Dari mulai Ulat, Kepompong, Kupu-kupu, 1967, dan sajak-sajak yang mengeksplorasi tema anak (Embrio, Schipol, Pasha, Den Haag), hingga Rahib dan Jejak. Deretan sajak itu tampak seperti sebuah metamorfosis tubuh.

Tubuh, di tangan penyair ini, keluar dan bahkan meloncat dari bentuk estetiknya. Ia memperlakukan tubuh bagai sebuah menu santapan (Di meja makan kusantap tubuhku, kuteguk air mataku—sajak “Kepompong”).

Inilah ketangkasan seorang Oka. Ia menulis, memendam Bali, mencangkul masa lalu, membenturkan tradisi, meringkus pengalaman hidup, dan dengan tanpa sungkan menggasak tubuhnya sendiri demi memperoleh sebuah ars poetica. Inilah “sayap kuat” sajak-sajak Oka, penulis yang menurut saya, menjadi salah satu wakil terpenting penyair Indonesia mutakhir.

Yos Rizal Suriaji, “Sebuah Menu Bernama Tubuh”, 2008.

Melalui estetika kekerasan, Pandora menyentakkan kita dari kemapanan, menyadarkan kita pada yang kita sembunyikan di bawah basa-basi, keseharian, dan menohok kemunafikan manusia (yang tega ”menanyakan warna kulit Tuhan”). Pada saat yang sama, kita juga dihadapkan pada suatu kosmologi yang menerima kekerasan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri.

Sejauh manusia mampu menggali hikmah dari penderitaannya, sejauh itu pula kita siap menyantap hidangan yang disediakan oleh Oka Rusmini.

Prof. Melani Budianta, ”Pandora: Sebuah Estetika Kekerasan”, majalah Tempo, 2008.

No. GM :
624202034
ISBN :
978-602-06-8015-6
Price :
Rp 69,000
Total Pages :
96 pages
Size :
13,5 x 20 cm
Published :
27 November 2024
Format :
Soft Cover
Category :
Poetry
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini