Lahir di Lamongan, 1980. Ia lulus dari Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 2003.
Novel pertamanya Ulid Tak Ingin ke Malaysia terbit pada 2009 (kemudian dicetak ulang sebagai Ulid: Sebuah Novel). Novel keduanya, Kambing dan Hujan (2015), menjadi pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 dan mendapat penghargaan dari Badan Bahasa Kemendikbudristek RI untuk karya terbaik kategori novel pada 2016. Novel berikutnya, Dawuk: Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu (2017), memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 (petikan Dawuk kemudian terbit di Washington Square Review sebagai Everything Ashen, diterjemahkan oleh Annie Tucker). Novel keempatnya, Anwar Tohari Mencari Mati (2021) meraih Anugerah Sutasoma dari Balai Bahasa Jawa Timur. Novel paling akhir, Bek, terbit secara bersambung di Kumparan+ sepanjang tahun 2021.
Meskipun tidak banyak menulis cerita pendek, kumpulan cerpennya, Belajar Mencintai Kambing, terbit 2016. Kumpulan esainya tentang proses kreatif di balik karya-karya fiksinya terbit sebagai Cerita, Bualan, dan Kebenaran (2020). Kolom mingguannya yang muncul di media daring Mojok.co selama 2020 terbit sebagai kumpulan esai Menumis Itu Gampang, Menulis Tidak (2021) dan Melihat Pengarang Tidak Bekerja (2022).
Sebagai pencinta film, ia menulis esai-esai tentang sinema India di blog pribadinya dan menerbitkannya dalam kumpulan Aku dan Film India Melawan Dunia (dua jilid, 2017). Ia juga mencintai sepak bola dan menuliskan esai-esai di blog Belakanggawang, juga di media umum seperti Jawa Pos dan Geotimes yang kemudian terbit dalam kumpulan Dari Kekalahan ke Kematian (2018), Sepakbola Tak Akan Pulang (2019), dan Dari Belakang Gawang (2021).