Dinamika Kebijakan Subsidi Pupuk dan Ketahanan Pangan
Author: Tri Wibowo
Category: Agriculture
Sebagai negara agraris, sektor pertanian memegang peran yang sangat vital bagi ketahanan pangan bangsa Indonesia. Ketercukupan pangan harus menjadi prioritas dalam pembangunan. Di sisi lain, ti ngkat kesejahteraan petani sebagai garda depan penyedia pangan nasional yang masih terfokus pada beras masih rendah. Pemerintah perlu memberi perhati an pada sektor pertanian secara terus-menerus agar ketahanan pangan Indonesia ke depan dapat terwujud. Pupuk merupakan faktor penting dalam peningkatan produksi. Kehadiran Pemerintah dalam menjaga ketersediaan, distribusi, ketepatan sasaran, serta keterjangkauan harga pupuk sangat penti ng dalam meningkatkan efekti vitas penggunaan pupuk. Semoga buku ini dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan kebijakan untuk mewujudkan ketahanan pangan bangsa di masa yang akan datang.
Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
Sejarah modern pembangunan pertanian Indonesia ti dak dapat dipisahkan dari perubahan teknologi pertanian, terutama teknologi biologi-kimiawi (kombinasi benih unggul, pupuk, dan pesti sida) dan teknologi mekanis (alat dan mesin pertanian). Indonesia mampu meningkatkan produksi pangan 2–3 kali lipat, mencapai swasembada, dan mengantarkan pertanian ke era masa depan yang lebih kompleks, terutama karena lingkungan internal dan eksternal yang berubah begitu cepat.
Masyarakat mungkin banyak yang ti dak paham bahwa subsidi pupuk dalam APBN 2017 telah mencapai Rp31,2 triliun, subsidi benih Rp1,3 triliun, plus bantuan alat dan mesin pertanian yang juga ti dak kecil. Namun, subsidi pupuk seakan ti dak memiliki exit strategy, walaupun ia telah menimbulkan distorsi ekonomi, ti dak dinikmati langsung oleh petani, dan telah menjadi isu keuangan publik. Persoalan lama belum dapat dipecahkan, terutama kelangkaan pada saat tanam atau penggunaan pupuk berlebih, karena faktor pemahaman petani yang ti dak seragam. Distorsi subsidi pupuk kimia ini menjadi insenti f negati f bagi upaya pengembangan industri pupuk organik dan pupuk hayati.
Buku yang merupakan kristalisasi pemikiran para Peneliti Kementerian Keuangan ini mampu mengisi kekosongan literatur pada tema komprehensif tersebut dan layak menjadi referensi berharga bagi masyarakat yang peduli terhadap pangan dan peradaban bangsa, bagi dunia swasta, akademisi, dan prakti si kebijakan.
Prof. Dr. Bustanul Arifin Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA, Ekonom Senior INDEF-Jakarta, dan Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi)