Cahaya di Jantung Kemiskinan
Author: Herman Yoseph Susmanto
Category: Self-Improvement
“Selain mencerahkan, buku ini juga mengundang pembaca untuk percaya, selalu ada pengharapan, sekalipun di tempat atau situasi yang sulit, yang diekspresikan melalui self efficacy masyarakat yang hidup sangat sederhana di lereng tenggara Gunung Merapi.”
—Parwati
Dirut OCBC NISP
“Kemiskinan adalah soal ‘pengalaman’ atau sesuatu yang dialami, ... [dan] buku ini persis menawarkan perspektif tersebut, bergulat dengan masalah kemiskinan berbasis dari penziarahan/pengalaman pribadi penulis. Dari situ ditemukan nuansa yang sangat kaya soal kemiskinan. Semoga buku ini menjadi sumber belajar tentang bagaimana pengalaman kemiskinan sekaligus upaya mengatasinya.”
—Dr. A. Prasetyantoko
Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
“Pengalaman Pak Sus yang tertuang di dalam buku ini menunjukkan bahwa pengalaman horizontal, seperti temuan ilmiah, tidaklah cukup untuk mengubah diri, apalagi mengubah dunia. Masih ada satu pengalaman hidup yang tidak boleh diabaikan, yaitu pengalaman vertikal yang menjadi cahaya penuntun untuk memahami pengalaman dan masalah horizontal secara utuh dan bermanfaat bagi diri sendiri dan dunia.”
—Porat Antonius
Dosen Bahasa dan Sastra Universitas Nusa Cendana Kupang
***
Herman Yoseph Susmanto telah melanglang buana, mengunjungi kota-kota besar dunia seperti Jakarta, Manila, hingga London. Saat kembali ke kampung halamannya yang telah ia tinggalkan selama lebih dari 50 tahun, Susmanto justru menemukan kemunduran dan kemiskinan. Susmanto pun tertantang menemukan cahaya pengharapan bagi kampung halaman yang dicintainya.
Buku ini tidak mengupas soal kemiskinan semata, melainkan juga mengulik relasi horisontal dengan sesama dan relasi vertikal dengan the oneness. Buku ini menyelami seluruh dimensi fisik dan rohani untuk menyatu, mengalami, dan mengatasi kemiskinan.