
Mapan di Umur Tiga Puluhan: Panduan Anti-galau dalam Pekerjaan dan Kehidupan
Author: Kim Eun Joo
Category: Self-Improvement, Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku
“Tidak banyak hal yang membutuhkan persiapan sempurna. Apa yang kita perlukan bukanlah persiap- an yang sempurna, melainkan keberanian untuk berhenti bersikap ragu dan segera bertindak.”
TUMPAS KERAGUAN ANDA DAN BERTINDAKLAH! HAL-HAL YANG PERLU ANDA KETAHUI UNTUK MENGHINDARI PENYESALAN LIMA TAHUN MENDATANG TERANGKUM DALAM BUKU INI.
Rasanya diri saya hari ini tidaklah sempurna. Saya yang kemarin tidak jauh berbeda. Begitu juga versi diri saya seminggu, bahkan setahun lalu. Namun setelah menjalani hari demi hari, minggu demi ming- gu, dan tahun demi tahun, tanpa terasa saya tumbuh lebih dewasa dan bijak. Tampaknya tidak ada yang berubah dari hari ke hari meskipun saya bekerja keras, tetapi rupanya hari-hari itu membentuk diri saya menjadi lebih baik dalam satu maupun sepuluh tahun. Tak apa jika Anda merasa proses Anda lambat, saya harap Anda mampu melakukan yang terbaik setiap harinya. Meskipun suatu hari nanti Anda mungkin merasa kacau, di hari lain merasa tertinggal dan ingin menyerah, satu-satunya yang bisa menyelamatkan Anda adalah diri Anda sendiri. Jika Anda menghidupi usia 30-an tahun dengan baik, Anda akan menemu- kan versi terbaik diri Anda pada usia 40-an tahun.
Dalam buku ini saya menyajikan hal-hal yang saya pelajari selama bekerja bersama talenta terbaik dunia, di antaranya:
- Jangan memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip Anda
- Tujuh cara mengatasi rasa takut gagal
- Bagaimana cara saya menemukan hal yang ingin saya lakukan
- Alasan mengapa sekolah pascasarjana bergengsi di Amerika Serikat menerima saya meskipun tidak lancar berbahasa Inggris
- Bagaimana saya bisa unggul di antara 3,3 juta CV
- Mengapa perusahaan mencari orang yang bersikap baik dibandingkan orang yang melakukan pekerjaan dengan baik
- Bagaimana cara melindungi diri dari orang-orang negatif
- Hal-hal yang perlu dipikirkan saat Anda merasa tidak ada hasil yang muncul
- Mengapa saya melamar pekerjaan di Google dan Amazon di saat yang sama
Buku ini berisi berbagai kecakapan hidup bagi orang-orang berusia 30-an tahun yang memimpikan kehidupan yang penuh dan bebas, tetapi masih sering menyalahkan diri sendiri karena hari demi hari terasa biasa saja.
Kim Eun Joo membawa pembaca secara perlahan untuk belajar mencari solusi dan menemukan makna dari setiap tantangan yang dihadapi. Penulis memberikan panduan bagaimana memecah masalah besar menjadi lebih sederhana dan mudah diatasi. Contohnya, ia berbagi pengalaman tentang kesulitannya dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Namun, alih-alih menyerah, ia memilih untuk bergabung dalam klub buku dan mencoba hal-hal baru, termasuk menjadi pembicara di sebuah konferensi. Meski jauh dari zona nyaman, perjalanan ini memberikan banyak pelajaran berharga.
Salah satu sub judul dalam buku ini adalah "Kegagalan bukanlah hasil melainkan proses." Pesan ini mengingatkan kita bahwa kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari proses kehidupan dan menjadi peluang untuk terus bertumbuh menjadi lebih baik. Buku ini juga menghadirkan filosofi menarik dari Laozi tentang "Tujuh Kebajikan Dalam Air," yang mencakup:
1. Kerendahan hati
2. Kebijaksanaan
3. Toleransi
4. Fleksibilitas
5. Kesabaran
6. Keberanian
7. Mengalir dan menjadi lautan
Salah satu kutipan yang berkesan dalam buku ini adalah, "Menulis adalah proses yang bisa memurnikan dan memantapkan pikiran kita." Penulis mendorong pembaca untuk mencatat tiga hal yang dipelajari setiap hari. Dengan menulis, kita dapat lebih memahami isi pikiran dan hati, mengenal diri sendiri, serta menghargai perjalanan hidup yang telah dilalui. Ini adalah langkah penting untuk mencintai diri sendiri.
Lebih dari itu, buku ini mengajarkan bahwa memenangkan kompetisi bukanlah hal terpenting. Yang lebih utama adalah melewati dan menyelesaikan perjalanan dengan baik. Sering kali, kita menganggap kemampuan kerja sebagai prioritas utama. Namun, Kim Eun Joo mengingatkan bahwa kesadaran dan sikap baik adalah pondasi utama karakter seseorang. Dalam pengalamannya bekerja di Google, ia membagikan pedoman desain yang digunakan di perusahaan tersebut, yaitu Empati, Ekspresi, Pengalaman, dan Keunggulan. Hal ini menunjukkan bagaimana perusahaan kelas dunia tetap menempatkan kecerdasan emosional sebagai prioritas dalam membentuk kualitas karyawannya.
Buku ini sarat akan pesan yang inspiratif, ada salah satu kalimat yang mengingatkan kita untuk tetap optimis dan pantang menyerah "Kemana pun kamu pergi, akan selalu ada jalan." Untuk para remaja akhir atau dewasa awal, buku ini sangat pas menemani perjalanan menuju usia 30 tahunan. Semangat juang yang dikisahkan oleh Kim Eun Joo memberikan keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil selama kita tidak pernah menyerah dan terus berusaha.
Penulisnya membagikan kisahnya dalam menghadapi kegalauan tersebut. Selain itu, penulis juga memberikan beberapa hal penting yang perlu dipikirkan terkait prinsip diri, cara mengatasi kegagalan, menemukan Hal yang ingin dilakukan, alasan Kim Eun Joo (penulis buku ini) walaupun tidak lancar berbahasa Inggris, tapi diterima S2 di Amerika Dan cara terhindar Dari orang-orang toxic. Jadi, buku ini sangat cocok dibaca untuk kamu yang galau di usianya 30-an supaya tetap dapat optimis untuk masa depan.
Buku ini bukan sekadar panduan tentang “bagaimana menjadi mapan.” Lebih dari itu, penulis menawarkan sudut pandang baru: bahwa kemapanan bukan hanya soal pencapaian finansial, tapi juga tentang bagaimana kita mampu berdamai dengan diri sendiri di tengah arus ekspektasi sosial.
Setiap bab mengalir seperti percakapan hangat—bukan dengan seseorang yang menggurui, tapi dengan teman yang mengerti. Kik Eun Joo menyentuh berbagai aspek hidup, mulai dari cara menghadapi tekanan kerja, pentingnya menjaga hubungan baik, hingga bagaimana menciptakan ruang untuk menikmati hidup tanpa merasa bersalah.
Yang menarik, buku ini tidak memberikan “resep instan” untuk sukses. Sebaliknya, penulis mengajak pembaca untuk merenung, mempertimbangkan ulang prioritas, dan menemukan jalan masing-masing. Dalam salah satu bagian favorit saya, ia menulis bahwa terkadang "kemapanan itu bukan soal apa yang kita miliki, tapi apa yang bisa kita lepaskan."
Saya pribadi merasa tersentuh oleh cara penulis memandang keseimbangan hidup. Ada saatnya kita berlari mengejar tujuan, tapi ada pula momen di mana kita harus berhenti sejenak untuk memastikan arah yang dituju benar-benar sesuai dengan hati.
Buku ini sangat relevan, terutama untuk mereka yang merasa galau di usia tiga puluhan. Dalam setiap halaman, ada pengingat lembut bahwa kita tidak sendiri dalam perjuangan ini. Bahwa mapan itu bukan perlombaan, melainkan perjalanan menemukan arti bahagia dan cukup versi diri kita sendiri.
Bagi saya, buku ini adalah panduan yang menenangkan, seperti teman bijak yang hadir di tengah hiruk pikuk usia dewasa.✨????
Buku terjemahan dari Korea berjudul Mapan di Umur Tiga Puluhan ini ditulis oleh Kim Eun Joo, seorang kepala Desainer UX Google Assistant. Dengan berjumlah 299 halaman, buku non fiksi terbitan GPU ini memberikan panduan dalam pekerjaan dan kehidupan dari sudut pandang seorang wanita asal Korea, ibu rumah tangga yang juga sukses dalam kariernya di Amerika Serikat. Buku ini memiliki kover yang menarik, dengan warna oranye cerah bergambar ilustrasi seorang wanita pekerja sedang memandang dirinya di kaca jalanan yang cembung. Berisikan 6 bagian dengan beberapa subbagian, buku ini juga memiliki beberapa selipan foto hitam putih dan banyak kutipan mutiara bertaburan di halamannya.
Di bagian pertama, Eun Joo membahas tentang cara melindungi diri dari pikiran negatif. Pada bagian kedua, ia menulis bahwa jika tidak bisa melakukan sesuatu, ya tidak masalah. Bagian ketiga berisi pengalaman Eun Joo bekerja dengan orang-orang genius di perusahaan besar, terlebih di Samsung Electronics dan Google. Pada bagian keempat, Eun Joo menegaskan bahwa tidak masalah terlambat dalam hidup asalkan apa yang dilakukan sesuai dengan diri kita. Di bagian kelima, ia menceritakan kesulitannya dalam belajar Bahasa Inggris yang mungkin akan cocok dengan situasi kita sendiri. Aku banyak mendapatkan pemahaman baru dari bagian ini.
Bagian keenam sesuai dengan pertanyaan para perekrut ketika kita mengikuti wawancara untuk masuk dalam suatu perusahaan: Apa yang akan saya lakukan atau lihat dalam diri lima tahun ke depan? Sehingga bagian ini memiliki beberapa poin dalam memulai hingga menjalani pekerjaan. Pada bagian epilog, Eun Joo meminta pembaca untuk tidak menyerah dalam hidup. Uniknya ada bagian lampiran di akhir buku berisi sepuluh pertanyaan dari orang-orang berusia 30 tahunan.
Buku ini sangat cocok sebagai amunisi menghadapi krisis quarter life. Eun Joo memaparkan per bagiannya seperti sedang menulis jurnal, namun dengan gaya serius dan tegas. Terjemahannya bagus, minim typo pula. Sebenarnya buku ini cukup menarik dan banyak menjawab kegelisahan berkarier juga menjalani hidup berumah tangga, tapi akan lebih baik jika sesekali diisi dengan candaan dan beberapa ilustrasi. Foto yang ada begitu sedikit dan lebih banyak menekankan suatu tempat. Sangat kurekomendasikan untuk para pembaca sekalian walau belum berumur 30 tahun sekalipun karena seperti judulnya, siapa tahu kita akan hidup mapan baik karier maupun menjalani keseharian dengan panduan-panduan yang Eun Joo paparkan.