ADHD pada Lansia dan Cara Menanganinya

ADHD pada Lansia dan Cara Menanganinya

Author: Kathleen Nadeau, Ph.D.

Category: Self-Improvement, Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku

Selain anak-anak, orang dewasa dan lansia pun dapat mengalami kondisi ADHD. Ada yang sudah didiagnosis, ada juga yang belum. Bagaimana mengenali kondisi tersebut? Berikut beberapa pola yang menjadi indikasinya:

  • sering lupa membayar tagihan?
  • kesulitan menyelesaikan tugas-tugas administratif?
  • hidup di lingkungan yang tidak terorganisasi?
  • berjuang dengan depresi dan kecemasan?
  • menunda-nunda proyek, bahkan proyek yang awalnya membuat bersemangat?
  • memiliki tingkat konflik yang tinggi dengan orang-orang terdekat?
  • memiliki riwayat keluarga dan/atau anak yang didiagnosis dengan ADHD?

Dampak ADHD pada orang lanjut usia akan semakin rumit dan parah apabila si penyandang tidak mendapatkan diagnosis, pengobatan, dukungan dari orang-orang terdekat, serta tidak membangun kebiasaan sehat. Buku ini menawarkan strategi untuk membangun sistem pendukung; mendapatkan kendali yang lebih baik atas kehidupan sehari-hari; menjalani kehidupan yang lebih tenang, bahagia, dan produktif; serta menciptakan masa pensiun yang lebih ramah ADHD.

No. GM :
624221008
ISBN :
978-602-06-7469-8
Price :
Rp 179,000
Total Pages :
406 pages
Size :
15 x 23 cm
Published :
07 February 2024
Format :
Soft Cover
Category :
Self-Improvement , Lomba Ulasan Sewindu Bincang Buku
Fathiyah Azizah
Fathiyah Azizah
1 week ago
“Kenapa, sih, harus dingatkan berkali-kali?”
“Kenapa kamu selalu kehilangan barang?” “Kenapa kalau ada tugas selalu dikerjakan belakangan?”
“Kok tidak bisa duduk diam dan mengerjakan tugas?”
“Kamu harus berusaha lebih keras, dong.”

Ini kritik ribuan kali yang diterima oleh anak ADHD. Jika tak disadari pun dicari tahu, anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian ini hanya dianggap “anak nakal” sehingga bukannya memaksimalkan potensi dirinya, malah sebaliknya.

Menurut penelitian, ADHD mereda seiring usia, namun penulis justru menemukan hasil berbeda pada klien lansia. Penulis mencoba mengulik apakah benar mereda dan apa sebabnya? Bagaimana lansia ADHD menghadapi tantangan hidupnya?

Yang menjadi masalah, gejala ADHD pada lansia keliru dipahami sebagai tanda awal kemunduran kognitif akibat usia lanjut atau lebih buruk lagi awal kepikunan. Di buku ini, pembaca diajak untuk menelusuri guna mendeteksi ADHD dalam diri. ADHD menurut UU Amerika dianggap sebagai penyandang disabilitas, itulah seharusnya dianggap “Jenis Otak” bukan “Gangguan”. Kurang tepat pula pada penamaan “defisit atensi” karena beberapa ada yang justru punya fokus berlebih pada apa yang disukai.

Ada hal menarik di buku ini bagi ADHD pun bagi yang tidak ADHD. Semua orang termasuk lansia dapat membuat perubahan secara signifikan dalam meningkatkan fungsi kognitif dan kualitas kehidupan. Penulis menyingkatnya dengan MENDSS (Mindfullness, Exercise, Nature, Diet, Sleep, Social Connections). Ada penjabaran detail teknisnya.

Buku ini aku rekomendasikan bagi teman-teman yang memiliki kesulitan dengan ADHD atau teman-teman yang ingin membantu pun memahami orang yang memiliki ADHD
Kathleen Nadeau, Ph.D.

History from this author is not available at the moment. Please contact admin at redaksi@gramediapublishers.com or @bukugpu at Twitter and Instagram, so we can update the data. Thank you so much.