Manunggaling Kawula Gusti: Pantheisme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa

Manunggaling Kawula Gusti: Pantheisme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa

Author: P. J. Zoetmulder

Category: Philosophy

Pantheisme atau Monisme! Apa itu? Konsep-konsep gelap dari dunia filsafat?

Yang mungkin gelap bagi seorang awam menjadi terang lewat lensa-lensa penelitian guru besar itu. Selain itu, jangan sampai kita lupa, bahwa bagi leluhur kita bukan filsafat dan theologia merupakan kancah perhatian, melainkan pengetahuan dan pengalaman bagaimana manusia tegasnya aku, dapat berhubungan dengan Tuhan. Bukan teori, melainkan dasar-dasar hidupnya penting.

Pengalaman manusia yang mencari kemanunggalan dengan Tuhan dilukiskan dengan parabel-parabel, amsal-amsal yang diambil dari dunia Indonesia, dari dunia pewayangan, dari dunia batik-membatik, dari dunia seorang jejaka yang menaikkan dan menurunkan layangannya. Di sini kita dapat menikmati keindahan puisi jawa.

No. GM :
0
ISBN :
979-403-937-3
Price :
Rp 40,000
Total Pages :
0 pages
Size :
14 x 21
Published :
01 January 1991
Format :
Softcover
Category :
Philosophy
Tags
Jadilah yang pertama untuk mereview buku ini
P. J. Zoetmulder

Prof. Dr. Petrus Josephus Zoetmulder, SJ. lahir di Utrecht, Negeri Belanda pada tanggal 29 Januari 1906. Memperoleh pendidikan di Lagere School, Utrecht (1912); Lagere School, Nijmegen (1913-1918); Gymnasium A dan B, Kanisius Colege di Nijmegen (1918-1942); kemudian melanjutkan ke pendidikan kerohanian (Novisiat Serikat Yesus) di Negeri Belanda dan di Yogyakarta. Pada tahun 1928 mempelajari filsafat, Bahasa Arab, dan Bahasa Sanskerta di Ignasius College, Yogyakarta sampai tahun 1931, saat mana ia menerima tahbisan rendah di Girisanta, Ungaran. Setelah itu ia mendapat tugas belajar di Rijksuniversiteit Leiden, Negeri Belanda (1931-1935) untuk studi doktoral dalam satra Indonesia. Promosi doktoral dilaksanakan pada tahun 1935, kemudian dilanjutkan dengan studi theologi di Maastricht, Negeri Belanda hingga tahun 1939, lalu pendidikan kerohanian (Tersiat) di Drogen, Belgia sampai tahun 1940. Sebelumnya (1938) ia menerima tahbisan imam di Maastricht.