
Hikmah dari ketekunan membuat Satyanegara menjadi ahli bedah saraf kelima di Indonesia setelah Prof. Suwaji, Prof. Handoyo, Prof. Iskarno, dan Prof. Patmo. Tahun 1972 dipercayakan menjabat Kepala Bagian Bedah Saraf Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), praktik pada bagian bedah saraf pada Universitas Northwest, Chicago (1975), bagian bedah saraf di Universitas Harvard, Boston (1980), guru besar luar biasa Universitas Padjadjaran, Bandung, 1992. Berkat reputasinya, tahun 1989 Pertamina mempercayakan dirinya menjabat Kepala RSPP.
Dalam organisasi profesi, Satyanegara pun turut berkiprah. Hingga saat ini ia menjadi anggota Ikatan Ahli Bedah Saraf Indonesia (IKABSI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), ASEAN Neurosurgical Society, Japanese Neurological Surgery Association, World Federation of Neurosurgeons, dan The Academia Eurasiana Neurochirurgica.
Sumber: www.pdpersi.co.id/